World Health Organization (WHO) telah menetapkan bahwa air minum dan sanitasi merupakan bagian dari hak asasi manusia. Tanpa air minum dan sanitasi layak, seorang manusia tidak bisa berkembang sebagaimana mestinya. Untuk itu, pengadaan sanitasi dan air minum layak diperjuangkan di seluruh penjuru dunia.
Tahun 2022 lalu, WHO dalam laporan berjudul ‘Progress on Drinking Water, Sanitation and Hygiene in Schools’ mengungkapkan perkembangan air minum, sanitasi dan higienitas di sekolah-sekolah penjuru dunia. Guna mempermudah penelitian, WHO membagi seluruh negara ke delapan wilayah, yaitu Eropa dan Amerika Utara, Amerika Latin dan Karibia, Sub-Sahara Afrika, Afrika Utara dan Asia Barat, Asia Tengah dan Selatan, Asia Timur dan Tenggara, Oseania, serta Australia dan Selandia Baru. Seluruh perkembangan air minum, sanitasi dan higienitas ditampilkan dalam visualisasi statistik.
Indonesia masuk ke dalam negara yang menjadi perhatian WHO. Berada di wilayah Asia Timur dan Tenggara, rupanya pengadaan air minum di sekolah-sekolah Indonesia terbilang masih kurang. Apabila diurutkan dari seluruh negara wilayah Asia Timur dan Tenggara, Indonesia berada di posisi keempat, kalah dari Kamboja, Myanmar dan Vietnam.
WHO mencatat bahwa penyediaan air minum di sekolah-sekolah Indonesia sudah cukup baik. Hal ini terlihat di mana 70% lebih pengadaan air minum sekolah Indonesia masuk kategori standar. Sehingga dapat dikatakan bahwa lebih dari setengah sekolah Indonesia dapat mengakses air minum yang baik.
Namun terdapat catatan yang masih harus diperbaiki terkait pengadaan air minum di sekolah-sekolah Indonesia. Rupanya, masih ada sekitar 20% sekolah yang tidak memiliki akses minum (no service) dan 10% sekolah lain hanya mempunyai akses air minum terbatas (limited).
Sebagai catatan, kategori terbatas (limited) dalam hal ini mengacu pada pengadaan air minum dari sumber yang baik, namun air tidak tersedia di sekolah pada saat survei dilakukan. Sementara itu, kategori tidak tersedia (no service) memiliki arti pengadaan air minum dari sumber yang tidak baik atau tidak ada sumber air di sekolah.