Berbagai negara berlomba-lomba untuk meningkatkan perekonomiannya terutama pada segi manufaktur. Indonesia terlihat memprioritaskan sektor manufaktur guna meningkatkan kemajuan untuk menuju sepuluh besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2045.
Hal ini terlihat pada sebuah data dari Oxford Economics melalui buku Peta Jalan Indonesia Emas 2045 dari Kadin. Data yang bertemakan 10 Ekonomi Manufaktur Teratas di Dunia 2021 menempatkan Indonesia di peringkat ke-11, dengan value added output sebesar 213 miliar USD. Diproyeksikan, Indonesia akan menuju ke peringkat ke-7 dunia dengan value added output senilai 539 miliar USD pada tahun 2045.
Dalam data tersebut, terlihat bahwa peringkat pertama diisi oleh China dengan value added output senilai 4661 miliar USD tahun 2021. Posisi China berada di atas Amerika Serikat. Negara yang dikenal sebagai negara adidaya ini memiliki value added output senilai 2513 miliar USD.
Selanjutnya, terdapat Jepang dengan value added output 973 miliar USD. Kemudian, terdapat Jerman yang berada di peringkat ke-4 dengan value added output di angka 703 miliar USD.
Negara-negara selanjutnya seperti Korea Selatan dengan angka 457 miliar USD, India (433 miliar USD), Inggris (315 miliar USD), Italia (278 miliar USD), Perancis (250 miliar USD), serta Taiwan (234 miliar USD).
Pemerintah Indonesia berusaha keras dalam meningkatkan perekonomiannya, untuk mendominasi pasar dunia dan menjadi pelaku ekonomi skala besar.
