Menjelang musim mudik Lebaran, potensi kecelakaan lalu lintas kembali menjadi perhatian. Lonjakan jumlah kendaraan di jalan raya, kelelahan pengemudi, serta kurangnya fokus saat berkendara sering kali menjadi faktor utama penyebab insiden.
Namun, berdasarkan data yang dihimpun dari Integrated Road Safety Management System (IRSMS), kecelakaan semasa mudik ternyata lebih sering terjadi di jalan dengan permukaan yang baik dibanding jalan yang berlubang atau rusak.
Sepanjang periode mudik dan arus balik Lebaran 2024 (4-16 April 2024), tercatat sebanyak 4.514 kejadian kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia. Dari angka tersebut, 97,3% atau sekitar 4.392 kejadian terjadi di jalan dengan permukaan yang baik, sementara hanya 2,7% atau 122 kecelakaan yang terjadi di jalan dengan kondisi berlubang, bergelombang, licin, atau berdebu.
Data ini mengindikasikan bahwa jalan yang mulus bukan jaminan keselamatan. Justru, dalam banyak kasus, pengendara cenderung memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi saat melintas di jalan yang baik, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan, ditambah lagi jika terjadi kelalaian seperti kurangnya kewaspadaan atau mengantuk di tengah perjalanan panjang.
Jika ditinjau berdasarkan fungsi jalan, kecelakaan paling banyak terjadi di jalan arteri dengan 1.975 kejadian, diikuti oleh jalan kolektor (1.471 kejadian), jalan lokal (1.012 kejadian), dan jalan tol dengan jumlah paling sedikit, yakni 56 kejadian.
Dengan meningkatnya angka kecelakaan setiap musim mudik, penting bagi para pemudik untuk lebih berhati-hati di jalan. Terutama di jalur yang tampak nyaman untuk berkendara, pengendara tetap harus mengontrol kecepatan, menjaga jarak aman, dan memastikan kondisi fisik tetap prima sebelum melanjutkan perjalanan panjang. Keselamatan bukan hanya bergantung pada kondisi jalan, tetapi juga pada kesadaran dan kedisiplinan dalam berkendara.
Baca Juga: Kenapa Bisa Terjadi Kecelakaan Saat Mudik Lebaran 2024?