Deretan Negara dengan Angka Kelahiran Terendah di Dunia 2024

Dunia tengah mengalami penurunan angka kelahiran, dengan TFR terendah pada 2024 sebesar 1,11 kelahiran terjadi Taiwan.

10 Negara dengan Angka Kelahiran Total Terendah di Dunia

Sumber: Central Intelligence Agency (CIA)
GoodStats

Melansir Our World in Data, angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) dunia terus menurun. Pada 1963, setiap perempuan rata-rata melahirkan 5,3 anak. Enam dekade kemudian, tepatnya pada 2023, angkanya berkurang drastis menjadi 2,3 anak.

Penurunan tajam ini dipicu oleh tiga faktor utama, yaitu pemberdayaan perempuan yang memungkinkan mereka mengakses pendidikan serta berpartisipasi dalam pasar kerja, penurunan tingkat kematian anak, serta tingginya biaya mengasuh anak sekaligus berkurangnya pekerja anak-anak.

Dengan adanya tren ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa populasi global mengalami puncaknya lebih awal, yaitu pada 2080 dengan total 10,3 miliar penduduk. Angkanya kemudian menurun bertahap menjadi 10,2 miliar pada akhir abad ke-21, 6% lebih sedikit dibanding proyeksi satu dekade lalu.

PBB juga mencatat bahwa 63 negara telah mengalami puncak populasi bahkan sebelum 2024, seperti China, Jepang, dan Rusia. Dengan demikian, negara-negara ini kini memiliki angka kelahiran yang rendah.

Berdasarkan data Central Intelligence Agency (CIA), pada 2024, negara dengan angka kelahiran rendah banyak terjadi di Eropa, tetapi posisi puncak didominasi Asia. Taiwan mencatat angka terendah di antara 227 negara, yaitu sebesar 1,11 kelahiran per wanita.

Selisih tipis dengan Taiwan, Korea Selatan berada di posisi kedua dengan TFR sebesar 1,12 kelahiran. Singapura menyusul dengan TFR sebesar 1,17 kelahiran. Beralih ke Eropa, Ukraina menduduki urutan keempat dengan TFR sebesar 1,22 kelahiran. Hong Kong melengkapi lima terendah dengan TFR sebesar 1,24 kelahiran.

Fenomena ini mendorong pemerintah di negara-negara terkait untuk mengeluarkan kebijakan guna memitigasi dampak rendahnya TFR terhadap perekonomian. Korea Selatan misalnya, menggelontorkan dana sebesar Rp4.456 triliun secara rutin selama 20 tahun untuk menunjang biaya hidup pasangan dengan anak, mulai dari perumahan, transportasi, hingga tagihan rumah sakit.

Angka TFR yang ideal atau dikenal dengan replacement rate ditetapkan sebesar 2,1. Artinya, perempuan mesti melahirkan dua anak demi menjaga kestabilan populasi. Indonesia sendiri kini mempunyai besaran TFR yang tergolong ideal, yaitu 1,96. Namun, data lain dari Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa angka kelahiran di Indonesia juga menurun secara progresif, dari 5,61 pada 1970 menjadi 2,18 pada 2020.

Sebagai tambahan informasi, TFR merupakan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang perempuan selama usia subur mereka (15-45 tahun) di suatu negara dalam satu tahun tertentu. Metrik ini menjadi pengukuran yang lebih akurat dibanding angka kelahiran kasar (crude birth rate/CBR) karena melihat kelahiran per perempuan.

Baca Juga: Tren Tingkat Kelahiran di Dunia, Indonesia Peringkat 5 di ASEAN

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook