Bulan Ramadan sering kali diiringi dengan pengeluaran yang lebih besar dari biasanya. Mulai dari jadwal buka bersama yang datang bertubi-tubi, tuntutan kebutuhan sehari-hari, persiapan Idulfitri, hingga berbagi rezeki lewat sedekah/infaq, semuanya membuat kantong terasa lebih longgar dibanding bulan lainnya.
Menurut survei dari Jakpat yang melibatkan 1.702 responden Muslim, mayoritas responden mengandalkan gaji sebagai sumber utama untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan, dengan persentase mencapai 69%.
Selain itu, 52% responden juga bergantung pada tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan, sementara 49% mengambil dana dari tabungan pribadi. Ada juga sebagian kecil, sekitar 7%, yang harus mengajukan pinjaman demi mencukupi kebutuhan di bulan puasa.
Bersamaan dengan itu, lebih dari separuh responden (52%) memang mengakui bahwa pengeluaran mereka selama Ramadan tahun ini terasa lebih besar dibandingkan bulan-bulan biasanya.
Lalu, ke mana saja uang itu mengalir? Survei terpisah dari GoodStats yang dilakukan pada 17–28 Februari 2025 terhadap 1.000 responden di seluruh Indonesia mengungkap bahwa buka bersama menjadi pos pengeluaran terbesar.
Sebanyak 50,7% responden mengalokasikan dana khusus untuk berbuka dengan teman, keluarga, atau kolega. Selain itu, infaq dan sedekah juga menjadi prioritas dengan 25,8% responden memilihnya sebagai alokasi utama. Sementara itu, 13,5% masyarakat mengalokasikan anggaran untuk belanja pakaian, 5,4% untuk membeli hadiah, dan 4,6% untuk kebutuhan lainnya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa Ramadan bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga momen dengan tantangan finansial tersendiri. Dengan meningkatnya pengeluaran, masyarakat perlu lebih cermat mengatur anggaran agar tetap bisa menikmati bulan suci tanpa beban keuangan yang berlebihan.
Baca Juga: Buka Bersama Jadi Prioritas Budget Ramadan
