Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menyebutkan bahwa Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Indonesia mengalami penurunan di tahun 2023. Di tahun 2023, IKG Indonesia adalah sebesar 0,447, turun 0,012 poin dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 0,459. Lebih lanjut, BPS menegaskan bahwa penurunan IKG ini menunjukkan perbaikan dalam kesetaraan gender di tanah air.
Adapun menurunnya IKG diakibatkan adanya perbaikan di seluruh dimensi penyusunnya, yakni dimensi kesehatan reproduksi, dimensi pemberdayaan, dan dimensi pasar tenaga kerja.
Pada dimensi kesehatan reproduksi, proporsi perempuan berusia 15-49 tahun yang melahirkan hidup pertama kurang dari 20 tahun adalah sebesar 0,258. Sedangkan proporsi perempuan berusia 15-49 tahun yang melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan adalah sebesar 0,126.
Untuk dimensi pemberdayaan, terdapat peningkatan persentase anggota legislatif wanita menjadi sebesar 22,14% di tahun 2023, dan laki-laki sebanyak 77,86%. Sementara itu, persentase penduduk perempuan dengan pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) ke atas adalah 37,6%, jauh membaik dibandingkan tahun sebelumnya.
Terakhir, untuk dimensi pasar tenaga kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) untuk perempuan meningkat menjadi sebesar 54,52%. Dengan membaiknya seluruh dimensi pengukur IKG, maka kesetaraan gender di Indonesia diharapkan bisa semakin membaik. Skor IKG sendiri telah mengalami penurunan secara stabil sejak tahun 2018 silam.