Kriminalitas merupakan ancaman besar bagi sebuah negara. Tingkat kriminalitas yang tidak terkendali dapat menimbulkan kerugian baik dari segi sosial maupun ekonomi. Oleh karena itu, angka kriminalitas harus ditekan agar tercipta keamanan dan kestabilan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pada tahun 2023, Global Initiative Against Transnational Organized Crime (GI-TOC) merilis sebuah publikasi bertajuk Global Organized Crime Index. Tujuan perilisan indeks tersebut adalah untuk menilai perekonomian gelap dan aktivitas kriminal dalam skala global maupun regional. Selain itu, Global Organized Crime Index juga menilai aspek ketahanan global dan suatu negara dalam menghadapi aktivitas kriminal.
Secara garis besar terdapat dua indeks berbeda di dalam Global Organized Crime Index, yaitu indeks kriminalitas dan indeks resiliensi/ketahanan. Indeks kriminalitas dinilai dari dua subkomponen yaitu aktor kriminal dan pasar kriminal, sementara indeks resiliensi dinilai dari 12 subkomponen yang berbeda.
Indeks kriminalitas dan indeks resiliensi dinyatakan dalam rentang nilai 0-10, untuk indeks kriminalitas nilai 0 menandakan kondisi yang minim kriminalitas, sementara nilai 10 menggambarkan kondisi kriminalitas yang paling parah. Indeks resiliensi berkebalikan dengan indeks kriminalitas, nilai 0 menggambarkan kondisi resiliensi paling buruk, sementara nilai 10 menggambarkan kondisi resiliensi yang paling baik.
Di kawasan ASEAN, Myanmar merupakan negara dengan indeks kriminalitas tertinggi dengan nilai 8,15. Indonesia dan Kamboja seri di peringkat kedua dengan nilai indeks kriminalitas sebesar 6,85.
Peringkat keempat ditempati oleh Filipina dengan indeks kriminalitas di 6,63. Lima besar ditutup oleh Vietnam dengan nominal indeks sebesar 6,55.
Malaysia berada di urutan keenam dengan indeks kriminalitas sebesar 6,23. Kemudian, Thailand berada di peringkat ketujuh dengan indeks kriminalitas di angka 6,18. Urutan kedelapan diduduki oleh Laos dengan nilai indeks sejumlah 6,12.
Timor Leste menjadi negara dengan indeks kriminalitas terendah ketiga di ASEAN, dengan nilai indeks sebesar 4,08. Singapura menyusul di angka 3,47. Terakhir, Brunei Darussalam jadi negara dengan kriminalitas terendah, mencatatkan skor 2,85.
Baca Juga: Waspada! Pencurian Jadi Kejahatan yang Paling Banyak Terjadi pada 2024
