Angka deforestasi di Indonesia terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Luas hutan di Indonesia yang hilang akibat deforestasi mencapai 1,4 juta hektare pada tahun 2023. Hal ini menempatkan Indonesia pada urutan kelima sebagai negara dengan laju deforestasi tertinggi.
Deforestasi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk merubah fungsi hutan dengan cara menebang tegakan pohon. Cara ini dilakukan untuk menciptakan lahan baru yang dapat digunakan sebagai lahan pertanian, perkebunan, maupun permukiman.
Luas hutan di Indonesia terus berkurang dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021, Indonesia kehilangan 800 ribu hektar hutan diikuti 900 ribu hektar pada tahun 2022. Puncaknya pada tahun 2023, luas hutan Indonesia terpangkas hingga 1,4 juta hektar.
Angka-angka di atas dihimpun dari Global Forest Watch (GFW) yang mengelompokkan Indonesia ke dalam jajaran 5 negara dengan laju deforestasi tertinggi di dunia.
Urutan pertama diduduki oleh Kanada dengan luas deforestasi mencapai 8 juta hektare pada tahun 2023 diikuti Rusia, Brasil, Indonesia, dan Amerika. Di tahun yang sama pula, angka total deforestasi secara global tembus 28 juta hektare. Selain itu, GFW juga mencatat selama 22 tahun dimulai pada 2001 hingga 2023, total seluas 488 juta hektare hutan di dunia beralih fungsi menjadi lahan non-hutan.
Deforestasi yang terjadi menurut Ruandha A. Sugardiman selaku Plt. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) KLHK merupakan kejadian yang dinamis sejalan dengan kebutuhan pembangunan di Indonesia. Pengurangan tutupan hutan dilakukan untuk menunjang pembangunan dalam berbagai sektor.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menekan laju deforestasi hutan, seperti pengelolaan akses hutan, moratorium pemberian izin pada hutan alam primer dan lahan gambut, serta penegakan hukum bagi pelanggar aturan.
Baca juga: Angka Kebutaan dan Gangguan Penglihatan di Indonesia Tembus 8 Juta Kasus