Kebahagiaan sebuah kota diukur melalui berbagai faktor yang berdampak langsung terhadap kualitas hidup warganya. Untuk menilai hal ini, para peneliti dari Institute for the Quality of Life merilis Happy City Index 2025.
Kopenhagen (Denmark) menduduki peringkat pertama dengan skor tertinggi 1.039 poin, diikuti oleh Zurich (Swiss) di posisi kedua dengan 993 poin, dan Singapura di posisi ketiga dengan 979 poin.
Urutan keempat ditempati oleh Aarhus (Denmark) dengan 958 poin, disusul oleh Antwerpen (Belgia) dengan 956 poin. Kemudian Seoul (Korea Selatan) meraih peringkat keenam (942 poin), diikuti oleh Stockholm (Swedia) 941 poin, Taipei (Taiwan) dengan 936 poin, Munchen (Jerman) dengan 931 poin, dan Rotterdam (Belanda) dengan 920 poin.
Penilaian dilakukan melalui analisis data objektif, informasi yang terbuka, serta wawancara langsung dengan warga setempat. Dari proses ini, kota-kota dinilai berdasarkan enam kategori utama yaitu:
- Warga (Citizens): inklusivitas, kualitas pendidikan, partisipasi sosial
- Tata Kelola Pemerintahan (Governance): transparansi, kualitas layanan publik, kemudahan akses terhadap data dan informasi
- Lingkungan (Environment): kualitas udara, ketersediaan ruang hijau, penerapan kebijakan yang berkelanjutan
- Ekonomi (Economy): kesejahteraan ekonomi, ketersediaan lapangan pekerjaan, daya beli masyarakat
- Kesehatan (Health): kesehatan mental, pola makan dan nutrisi, tingkat keamanan, serta work-life balance
- Mobilitas (Mobility): transportasi publik, aksesibilitas bagi semua kalangan, keselamatan berkendara
Pemeringkatan ini hanya mencakup kota-kota yang memiliki data yang jelas, lengkap, dan dapat dibandingkan, baik yang bersumber dari pemerintah maupun publik. Transparansi dan keterbukaan data menjadi indikator penting, karena mencerminkan komitmen kota terhadap pengambilan keputusan yang jujur dan pelayanan publik yang bertanggung jawab.
Happy City Index 2025 menyebutkan bahwa tidak ada satu kota pun yang dapat dikatakan paling bahagia secara mutlak. Namun, kebijakan dan karakteristik tertentu dapat terlihat sebagai faktor pembentuk kota yang bahagia.
Menurut Copcap, kota-kota di Denmark secara konsisten menempati posisi teratas karena komitmennya yang kuat dalam membangun kesejahteraan, kepercayaan sosial, dan kualitas hidup yang tinggi bagi warganya. Kebahagiaan sejati tidak hanya soal peringkat, tetapi tentang menciptakan lingkungan dengan struktur sosial yang suportif.
"Kopenhagen telah berkembang menjadi kota cerdas yang tidak hanya berfokus pada infrastruktur dan mobilitas, tetapi juga menekankan aspek keberlanjutan, inovasi, serta tata kelola yang berbasis pada partisipasi warga. Masyarakat dilibatkan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan guna memastikan bahwa kebijakan kota mampu menjawab kebutuhan seluruh lapisan masyarakat" tulis Petrea & Ursache melalui jurnal Inside The World's Most Sustainable Smart City: Lessons From Copenhagen.
Baca Juga: 10 Negara Paling Bahagia di Dunia, Ada Indonesia?