Sepanjang 2022, Indonesia memproduksi 861.017 ribu ton tanaman biofarmaka. Tanaman biofarmaka yang dimaksud adalah tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik, dan kesehatan (BPS, 2023). Meski demikian, tidak sedikit bahan-bahan berikut yang digunakan pula sebagai bahan masak.
Dengan produksi total mencapai 247 ribu ton pada 2022, jahe menduduki peringkat teratas dalam lingkup tanaman biofarmaka Indonesia. Dengan produksi setara 28,74% produksi tanaman biofarmaka nasional, jahe dapat dimanfaatkan untuk banyak hal, seperti bumbu masak, olahan minuman, dan lainnya.
Kunyit dan Kapulaga menempati urutan 2 dan 3. Produksi masing-masing tanaman ini berkisar di 196,5 ribu ton (22,82%) dan 129,3 ribu ton (15,01%).
Tanaman Lengkoas atau yang juga disebut laos pada 2022 produksinya sebesar 66,3 ribu ton (7,70%). Menyusul di belakangnya adalah serai, jeruk nipis, dan kencur yang produksinya sekitar 50 ribu ton (~6%).
Temulawak, yang memiliki nama latin Curcuma zanthorrhiza yang banyak manfaatnya di bidang kesehatan pada 2022 produksinya sekitar 28,1 ribu ton (3,26%).
Selain 7 tanaman di atas, masih banyak tanaman biofarmaka lain yang diproduksi secara nasional. Beberapa contohnya adalah lidah buaya, temukunci, hingga sambiloto.