Suasana bulan Ramadan tahun 2025 agak sedikit berbeda setelah isu efisiensi anggaran dari pemerintah, ditambah dengan tekanan ekonomi yang masih terus terjadi. Hal ini akan berpengaruh kepada keputusan pembelian dari konsumen. Tentunya, faktor harga (pricing) menjadi penentu utama bagi kebutuhan non-primer.
Pemberian hampers telah menjadi budaya tersendiri menjelang hari raya Idulfitri. Hampers diberikan kepada kerabat dekat, kolega bisnis, sahabat atau kepada orang yang membutuhan sebagai bentuk donasi di bulan Ramadan. Selain mempererat relasi, hampers juga menjadi cara untuk menunjukkan status sosial di lingkungan pertemanan. Perbedaan keyakinan pun tidak menghalangi keinginan untuk memberikan hampers pada momen hari raya Idulfitri.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Jakpat (2025) kepada 1.974 responden yang terdiri dari 1.702 Muslim dan 245 non-Muslim dengan penyebaran data via mobile apps, mayoritas sebanyak 28% responden non-Muslim mengalokasikan budget rentang Rp100 ribu hingga Rp250 ribu. Posisi kedua ditempati budget rentang Rp500 ribu hingga Rp1 juta yang mencapai 23% responden.
Isi hampers yang menjadi favorit non-Muslim adalah kue kering (cookies), disusul makanan dan minuman kemasan dan sembako. Pemberian kue kering lebih tidak berisiko saat pengiriman dan lebih tahan lama dibandingkan makanan siap santap. Konsumsi kue kering memang rutin melonjak di hari raya Idulfitri. Kue kering ikonik yang selalu melengkapi keriaan momen Idulfitri antara lain kue nastar, putri salju, kaastengels, sagu, kacang tanah dan lidah kucing.
Tempat pembelian hampers bagi responden non-Muslim, imbang antara toko fisik dan toko online, masing-masing 23%. Momen pemberian hampers bagi responden non-Muslim mayoritas memilih minggu keempat bulan Ramadan, di mana umat Muslim sedang mempersiapkan momen Idulfitri dan belum mudik ke kampung halaman.
Baca Juga: Kue kering jadi hampers favorit Ramadan 2025
