Jumlah Kepemilikan Rumah di Indonesia Alami Peningkatan Selama 5 Tahun Terakhir

Jumlah kepemilikan rumah sendiri di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun.

Proporsi Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan Rumah Milik Sendiri dan Sewa/Kontrak

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik)
GoodStats

Prabowo Subianto telah resmi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029. Dalam pidato perdananya, Prabowo menyatakan rakyat Indonesia harus tercukupi kebutuhan primernya untuk menjadi bangsa yang merdeka.

“Bangsa merdeka, bangsa yang rakyatnya cukup sandang, cukup pangan dan cukup papan,” ujarnya pada Minggu (20/10), mengutip tvOnenews.

Rumah merupakan salah satu bentuk perwujudan papan dalam kebutuhan primer manusia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi rumah tangga dengan status kepemilikan rumah milik sendiri pada tahun 2023 telah mencapai angka 84,79%. Sedangkan di tahun yang sama, proporsi rumah tangga dengan status kepemilikan sewa/kontrak adalah 5,05%.

Pada tahun 2022, proporsi rumah tangga dengan status kepemilikan rumah milik sendiri mencapai 83,99%. Adapun proporsi rumah tangga dengan status kepemilikan sewa/kontrak, yaitu 6,13%.

Di tahun 2021, proporsi rumah tangga dengan status kepemilikan rumah milik sendiri lebih sedikit dibandingkan pada tahun 2022, yakni 81,08%. Sedangkan proporsi rumah tangga dengan status kepemilikan sewa/kontrak, yakni 8,66%. Ini berarti pada tahun 2022 terjadi peningkatan status kepemilikan rumah milik sendiri, sedangkan status kepemilikan rumah sewa/kontrak mengalami penurunan.

Pada tahun 2020 dan 2019, proporsi rumah dengan status kepemilikan rumah milik sendiri adalah 80,10% dan 80,07%. Sedangkan proporsi rumah dengan status kepemilikan sewa/kontrak pada tahun 2020 dan 2019 adalah 9,27% dan 9,64%.

Presiden Prabowo sendiri telah memiliki program unggulan untuk meningkatkan kepemilikan hunian warga Indonesia, yaitu melalui pembangunan 3 juta rumah, yang setiap tahunnya akan bertambah. Hal ini disampaikan oleh Anggota Satgas Perumahan Prabowo Subianto Bonny Z. Minang.

“Jadi program Pak Prabowo adalah program pengentasan kemiskinan yang instrumennya adalah perumahan, subsidi perumahan sehingga dikembalikan lagi Kementerian Perumahan oleh Pak Prabowo. Jadi angka 3 juta itu adalah awal dari tahun pertama, tahun berikutnya itu double. Double kenapa? Supaya jangan baseline,” ungkapnya dalam acara Forum Diskusi ‘Indonesia Future Policy Dialogue’ pada Rabu (9/10), mengutip Detik.

Baca Juga: Program Sejuta Rumah Sukses Bangun 9,8 Juta Rumah per 2024

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook