Kecerdasan buatan (AI) kini bukan lagi sekadar tren teknologi, tetapi telah bertransformasi menjadi alat multifungsi yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari menyelesaikan tugas pekerjaan, mendampingi proses belajar, hingga membantu kegiatan sehari-hari, AI kian terintegrasi dalam rutinitas masyarakat global.
Namun, menurut laporan Harvard Business Review berjudul How People Are Really Using Gen AI in 2025, penggunaan AI sebagian besar terkonsentrasi pada kebutuhan personal dan profesional. Laporan ini merinci bahwa sebanyak 31% responden menggunakan AI untuk mendukung aktivitas pribadi dan pekerjaan, seperti perencanaan agenda, manajemen waktu, dan bantuan dalam menyusun strategi kerja.
Selain itu, AI juga digunakan untuk pembuatan dan penyuntingan konten (18%), pembelajaran dan edukasi (16%), bantuan teknis serta troubleshooting (15%), aktivitas kreatif dan hiburan (11%), serta untuk riset, analisis, dan pengambilan keputusan (9%). Data ini menunjukkan bahwa generative AI tidak hanya dimanfaatkan oleh kalangan profesional teknologi, tetapi juga telah menjangkau kebutuhan sehari-hari masyarakat luas.
Dampak dari penggunaan AI pun cukup signifikan. Di ranah pekerjaan, AI mendorong efisiensi dan produktivitas, serta membantu pengguna dalam menyederhanakan proses yang kompleks. Sementara itu, dalam konteks kehidupan pribadi, AI dapat dimanfaatkan untuk kegiatan praktis mulai dari mengatur jadwal, membuat rencana perjalanan, hingga membantu menyusun e-mail atau pesan singkat dengan lebih efektif.
Melihat tren global, masa depan AI diprediksi akan semakin adaptif, personal, dan menyatu dalam berbagai aspek kehidupan. Tak lagi terbatas pada pekerjaan atau produktivitas, AI kini hadir sebagai “super assistant” yang bisa membantu aktivitas sehari-hari mulai dari mengelola jadwal rumah tangga hingga mendampingi pengambilan keputusan bisnis.
Dalam artikelnya, Microsoft menegaskan bahwa peran AI akan semakin luas dan terintegrasi dalam kehidupan pada tahun 2025. Teknologi ini tidak lagi sekadar alat bantu, melainkan mulai menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan, efisiensi kerja, dan penciptaan nilai baru.
“AI kini telah membuat hal-hal yang sebelumnya mustahil terasa mungkin, dan selama setahun terakhir kami melihat semakin banyak individu maupun organisasi yang beralih dari sekadar bereksperimen dengan AI ke arah pemanfaatan yang lebih bermakna,” ujar Chris Young, Executive Vice President of Business Development, Strategy and Ventures di Microsoft.
Di Indonesia, perhatian terhadap pengembangan AI juga semakin meningkat. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya pembelajaran AI sejak dini untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan.
“Nanti di tahun ajaran baru kita mulai memasukkan kurikulum AI, pelajaran AI di tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK,” ujar Gibran saat menghadiri Studium Generale bertajuk Creative Job Opportunity with AI di Auditorium Kampus Anggrek, Binus University, Jakarta Barat, pada Jumat (02/05/2025) dikutip dari TEMPO.
Dengan lanskap pemanfaatan yang begitu luas, pertanyaan reflektif pun muncul: Di tengah banyaknya kemungkinan, kamu menggunakan AI untuk apa?
Baca Juga: Bukan Gemini, Ini Dia Aplikasi AI Terpopuler 2025