Makin Digemari, 59% Warga Indonesia Mulai Investasi di Bawah Usia 29 Tahun

Mayoritas responden tercatat mulai melakukan investasi di usia muda. Lantas, apa hal ini dibarengi dengan literasi finansial yang memadai?.

Usia Warga Indonesia Mulai Berinvestasi

Sumber: Jakpat
GoodStats

Investasi semakin digemari sebagai salah satu instrumen finansial yang dapat memberikan keuntungan besar. Dengan iming-iming penghasilan besar tanpa perlu bekerja, orang Indonesia semakin tertarik untuk mulai berinvestasi. Apalagi sekarang, investasi tidak membutuhkan modal awal yang tinggi, siapa pun dari kelompok ekonomi mana pun bisa mulai investasi selama memiliki pengetahuan dan literasi yang cukup.

Menurut survei Jakpat, sebanyak 36% responden tercatat memilih perhiasan sebagai produk investasi pilihannya, disusul emas dengan 27%. Kedua aset ini tercatat memiliki harga yang stabil di pasar, sehingga cocok digunakan sebagai investasi terutama bagi pemula yang tidak mau mengambil risiko. Beberapa responden lain memilih investasi properti (20%), reksa dana (18%), saham (15%), hingga mata uang crypto (13%).

Tingginya minat investasi juga dirasakan oleh anak muda. Mayoritas responden tercatat mulai melakukan investasi di usia yang masih muda, di bawah 30 tahun. Sebanyak 16% responden mulai investasi di bawah usia 20 tahun, 23% responden ketika berusia 20-24 tahun, dan 20% di usia 25-29 tahun. Tingginya partisipasi anak muda dalam investasi menunjukkan kesadaran dan kecerdasan finansial yang baik, bahkan di usia muda.

Adapun survei dilakukan secara daring pada 1-2 Oktober 2024 melibatkan 2.088 responden di seluruh Indonesia, dengan margin of error di bawah 5%.

Edukasi terkait finansial menjadi modal penting dalam menghadapi masa modern di tengah ketidakpastian ekonomi yang melanda. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK), indeks literasi keuangan untuk kelompok usia 18-25 tahun (mayoritas mahasiswa baru dan mahasiswa tingkat awal) berada di angka 70,19% dan indeks inklusi keuangannya sebesar 79,21%. Sementara itu, jika dilihat dari tingkat pendidikan, pelajar/mahasiswa malah memiliki indeks literasi keuangan yang rendah, sebesar 56,42%.

Meski minat investasi sudah tinggi, hal ini harus dibarengi dengan pendidikan finansial yang memadai, sehingga investasi yang dilakukan bisa benar-benar menghasilkan keuntungan, bukan malah membuat kapok.

Dengan banyaknya warga Indonesia yang mulai berinvestasi di usia muda, penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di kelompok usia tersebut. Diperlukan pendekatan yang relevan dalam pendidikan finansial bagi panak muda. Dalam hal ini, pendidikan finansial tidak hanya berfokus pada pola pengelolaan keuangan, tapi pengenalan instrumen investasi, fintech, kewirausahaan digital, dan lain-lain. 

Baca Juga: Bibit Jadi Platform Investasi Digital Primadona Orang Indonesia

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook