Menghimpun data laporan Survei Kesehatan Indonesia (2023), tingkat prevalensi depresi di Indonesia mencapai 1,4%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sekitar 1,4 penduduk berusia di atas 15 tahun di Indonesia mengalami depresi.
Melalui laman Ayo Sehat, Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa depresi adalah sebuah kelainan suasana hati yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Seseorang yang mengalami depresi biasa merasa sedih, cemas, dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya diminati. Depresi juga dapat menyebabkan berkurangnya energi, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, dan masalah fisik lainnya.
Semua orang bisa mengalami depresi, baik anak kecil maupun lansia. Bahkan, survei tersebut juga menunjukkan bahwa mereka yang berasal dari kelompok ekonomi teratas juga rentan mengalami depresi.
Lebih lanjut, Jawa Barat merupakan provinsi dengan tingkat depresi tertinggi, nilainya mencapai 3,3%, disusul Kalimantan Timur dengan 2,2%, serta Banten dan Sulawesi Selatan dengan 1,7%.
Meski begitu, mayoritas penduduk Indonesia yang mengalami depresi menolak untuk berobat. Sebanyak 87,3% responden mengaku tidak menjalani pengobatan. Hanya 12,7% yang menjalani pengobatan dari dokter maupun tenaga kesehatan lainnya secara profesional.
Depresi tidak boleh dipandang sebelah mata. Depresi yang dibiarkan terus menerus dapat mengakibatkan penurunan kesehatan fisik bagi penderitanya, bahkan hingga memunculkan pikiran-pikiran negatif seperti bunuh diri. Tindakan lebih lanjut perlu dilakukan untuk mencegah depresi semakin menjadi-jadi.