Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), kebanyakan pekerja migran Indonesia (PMI) berangkat di usia muda. Per 2024, mayoritas PMI berusia 20-29 tahun ketika pertama kali berangkat, yang sering kali menjadi titik awal perjalanan karier menuju kemandirian ekonomi. Detilnya, 45,49% PMI berangkat di usia tersebut.
Lebih lanjut, 25,38% pekerja berangkat di usia 30-39 tahun, menunjukkan bahwa permintaan PMI memang lebih diutamakan bagi pekerja usia produktif. Meski begitu, 17,38% pekerja baru berangkat pada usia 40-49 tahun.
Di kelompok yang lebih muda, 7% pekerja berangkat pertama kali ketika usianya masih di bawah 20 tahun. Ada pula 4,33% yang baru berangkat di usia 50-59 tahun dan 0,43% yang berangkat di atas usia 60 tahun. Sebaran ini menggambarkan bagaimana usia tidak menjadi penghalang untuk mengejar karier di luar negeri. Meski hanya segelintir yang usianya di atas 50 tahun ketika berangkat, jasa mereka masih tetap dibutuhkan.
Adapun sepanjang Januari hingga Oktober 2025, terdapat total 232.122 pekerja migran yang ditempatkan di berbagai negara, dengan Hong Kong menjadi tujuan utama, mencapai 70.747 pekerja, setara 30% dari total PMI nasional. Taiwan menyusul dengan 53.602 pekerja, diikuti Malaysia dengan 44.178 orang, Jepang sebanyak 16.198 pekerja, dan Singapura dengan 12.465 orang.
Mayoritas pekerja migran merupakan perempuan, dengan proporsi mencapai 64%, dan kebanyakan bekerja di sektor informal, yakni sebagai pekerja rumah tangga (71.245 pekerja), pengasuh (32.224 pekerja), dan buruh perkebunan (22.480 pekerja).
Baca Juga: 10 Negara Utama Tujuan Pekerja Migran Indonesia 2024
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/11/28/f6b0ea3f03fa6ecc1f388f53/cerita-data-statistik-untuk-indonesia---perjalanan-pekerja-migran-indonesia-meningkatkan-kesejahteraan-keluarga-dan-tantangan-reintegrasi-pasca-migrasi.html
