Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), mal/pertokoan menjadi lokasi usaha yang paling banyak digandrungi oleh penjual makanan dan minuman. Hal ini terjadi karena jumlah pengunjung mal/pertokoan yang cenderung ramai. Sebanyak 50,44% usaha penyedia makanan dan minuman skala menengah besar berada di mal/pertokoan.
Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) Jemmy Kusnadi menyebutkan bahwa saat ini memang banyak tenant makanan dan minuman yang bermunculan.
“Memang tenan F&B saat ini menjadi pendorong traffic pelanggan mal kami karena pelanggan ingin menikmati kembali makan dan berkumpul bersama keluarga dan teman-teman setelah sekian lama dibatasi oleh karena pandemi,” tutur Jemmy Kusnadi, melansir Kontan.
Selanjutnya, lokasi usaha yang paling banyak menjual makanan dan minuman skala menengah besar adalah kawasan industri/perkantoran sebesar 16,02%. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena kawasan ini merupakan tempat bermuaranya orang untuk bekerja.
Di posisi selanjutnya terdapat pusat kuliner atau yang biasa disebut pujasera dengan persentase sebesar 8,03%. Tempat ini menjadi surganya makanan dan minuman, mulai dari makanan dan minuman skala kecil hingga skala menengah besar.
Kawasan wisata menjadi penyumbang lokasi penyedia makanan dan minuman skala menengah besar dengan persentase 4,28%. Banyaknya wisatawan membuat para warga di sekitarnya membuka usaha kuliner.
Di posisi terakhir terdapat hotel dengan persentase hanya sebesar 1,38%. Sementara itu, 19,85% sisanya berada di lokasi selain yang disebutkan di atas.
Mal/pertokoan masih menjadi lokasi terbanyak bagi penyedia makan dan minum skala menengah besar. Hal tersebut dikarenakan mal/pertokoan merupakan tempat berkumpulnya orang yang ingin berbelanja, membuat bisnis kuliner cenderung tumbuh subur di wilayah tersebut.
Baca Juga: Usaha Kuliner di Indonesia dalam Bingkai Statistik
