Dengan kemudahan akses terhadap informasi, nyatanya ancaman dari hoaks atau informasi gadungan masih tidak dapat diatasi. Melansir survei Ipsos, media sosial merupakan sumber hoaks utama di dunia menurut responden, dengan perolehan 68%. Sementara itu, Grup WhatsApp/Telegram duduk di posisi kedua dengan perolehan 38%. Selain 2 sumber utama tersebut, informasi hoaks juga masih sering disebarkan melalui situs media massa, televisi, koran, majalah, hingga radio.
Adapun survei tersebut melibatkan 8.000 responden usia di atas 18 tahun dari 16 negara di seluruh dunia. Negara yang dipilih sebagai responden merupakan negara yang akan mengadakan pemilihan umum dalam waktu dekat, salah satunya Indonesia.
Di Indonesia sendiri, berita hoaks sudah bukan masalah asing. Kementerian Komunikasi dan Informasi mengungkapkan terdapat lebih dari 800.000 situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar informasi palsu. Era internet yang serba memberi kemudahan ini justru berbalik menyerang, membuka kesempatan luas bagi berita-berita bohong untuk masuk dan meresahkan publik.
Kini, publik harus terus waspada terhadap informasi yang diperolehnya, terutama dari media sosial, dimana berbohong dan menyebar informasi palsu sangat mudah untuk dilakukan. Perlu adanya seleksi tegas dari masing-masing masyarakat.