Linux merupakan sistem operasi yang dikembangkan oleh Linus Torvalds pada tahun 1991. Kernel Linux dirilis secara open-source sehingga siapa pun dapat menggunakan, memodifikasi, dan mendistribusikan secara bebas.
Pertumbuhan Linux di Indonesia terlihat cukup potensial. Berdasarkan data tahunan dari StatCounter, di tahun 2015 Linux mengawali dengan market share sebesar 0,87% di tanah air. Kemudian Linux sempat mengalami stagnasi dan bahkan penurunan di tahun 2018 di angka (0,86%) dan sempat anjlok di angka (0,81%) di tahun 2019.
Namun sejak tahun 2020 hingga pertengahan tahun 2025 tren positif pun terlihat, dimana Linux berhasil melesat dari angka (1,36%) yang hingga pertengahan 2025, market share Linux tumbuh dan berada di angka (3,68%).
Pertumbuhan pangsa pasar sistem operasi ini tidak lepas dari penggunaannya yang gratis tanpa perlu keluar biaya. Linux juga dikenal memiliki sistem keamanan yang cukup kuat, cocok untuk laptop atau PC yang sudah usang karena sistem operasi yang ringan.
Meski begitu, Linux belum banyak digunakan secara luas di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih banyak software populer yang belum tersedia di Linux seperti Adobe dan Office dari Microsoft. Sistem operasi ini juga cukup sulit untuk digunakan, apalagi jika pengguna terbiasa menggunakan sistem operasi seperti Windows, Chrome OS, dan MacOS.
Pertumbuhan sistem operasi ini selama satu dekade terakhir menunjukkan bahwa masyarakat di Indonesia mulai terbuka terhadap alternatif sistem operasi ini. Dengan tren dan komunitas yang terus tembuh, bukan hal mustahil sistem operasi ini menjadi salah satu pilihan utama di pangsa pasar Indonesia.
Baca Juga: Memperingati Windows 1.0 dengan Melihat Perkembangan Revenue Microsoft
Sumber:
https://gs.statcounter.com/os-market-share/desktop/indonesia/#yearly-2015-2025
https://www.blackdown.org/linux-facts-and-statistics/
https://news.microsoft.com/id-id/2025/06/23/microsoft-shares-latest-findings-from-2025-work-trend-index-unlocking-indonesias-potential-through-human-ai-collaboration/
