Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor garam Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,75 juta ton dengan nilai sebesar US$124,4 juta. Volume impor tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang volumenya mencapai 2,83 juta ton dengan nilai sebesar US$107,5 juta.
Selain itu dari tahun ke tahun, Australia menjadi negara yang paling banyak measok garamnya ke Indonesia. Pada tahun 2022, volume impor garam dari Australia sebesar 1,99 juta ton atau nilainya sebesar US$92,4 ribu.
Angka tersebut justru mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang volumenya sebanyak 2,10 juta ton dengan nilai sebesar US$83,12 ribu.
Selain Australia, India juga menjadi negara pemasok garam terbesar kedua ke Indonesia. Yang mana volume pasokan garamnya sebanyak 751,3 ribu ton, yang nilainya US$29,3 ribu. Kemudian diikuti oleh Selandia Baru yang sebanyak 4.382 ton yang nilainya sebesar US$1,8 ribu.
Meski memiliki wilayah laut yang luas, hingga saat ini Indonesia masih mengimpor garam karena produksi lokal belum mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namun melansir dari laman CNCB Indonesia, Presiden Joko Widodo mau mempercepat kegiatan penggaraman agar Indonesia tidak bergantung pada impor pada 2024 mendatang.