Masyarakat Indonesia nyatanya masih sering mendengarkan radio dalam kesehariannya. Berdasarkan data We Are Social, dalam 4 tahun terakhir, rata-rata masyarakat Indonesia mendengarkan radio selama 30 menit dalam sehari.
Pada 2024, rata-rata masyarakat Indonesia mendengarkan radio selama 32 menit per hari. Durasinya tidak berubah sejak tahun 2023 lalu. Sementara itu, pada 2022 warga Indonesia mendengarkan radio selama 37 menit dalam sehari, naik dari tahun 2021 yang selama 31 menit per hari. Adapun survei dilakukan terhadap individu berusia 16-64 tahun.
Merayakan Hari Radio Republik Indonesia pada 11 September lalu, nyatanya sejarah radio di Indonesia telah dimulai sejak masa kolonial Belanda dan Jepang.
Era kemerdekaan menjadi masa penting bagi keberadaan radio di Indonesia. Proklamasi kemerdekaan negara ketika itu juga disebarkan melalui radio. Setelah kemerdekaan pun, radio menjadi media utama dalam menyebarkan nasionalisme kepada masyarakat Indonesia. Pada masa orde baru (1966), radio turut berperan menyebarkan ideologi Pancasila kepada masyarakat.
Setahun setelahnya, radio swasta pun mulai beroperasi. Radio swasta membawa informasi baru yang lebih fleksibel kepada masyarakat, Di samping penyebaran informasi yang formal seperti berita dan sebagainya, radio swasta turut menyediakan konten-konten hiburan.
Operasi radio swasta pada awalnya dijaga ketat oleh pemerintah orde baru, hingga akhirnya mencapai kebebasannya pada masa reformasi (1998). Pada era ini, keberadaan radio swasta berkembang menjadi semakin aktif hingga sekarang.
Radio sekarang biasanya digunakan sebagai sarana berbagi musik terkini kepada pendengarnya di samping menyiarkan berita, informasi. dan cerita menarik dari masyarakat. Beberapa radio terkenal di Indonesia adalah RRI, Prambors, I-Radio, Hard Rock FM, Delta FM, Radio Muara, hingga Radio Rodja.
Baca Juga: Popularitas Radio Masih Berjaya di Austria dan Jerman