Pahami 10 Hal yang Bikin Orang 'Hidup Tidak Bahagia'

Survei Ipsos yang diikuti 23.765 responden dari 30 negara mengungkap fakta soal faktor yang membuat hidup seseorang jadi tidak bahagia.

Faktor yang Membuat Orang Tidak Bahagia

Sumber: Ipsos
GoodStats

Setiap manusia pasti punya satu harapan besar dalam hidupnya, bahagia. Hampir semua doa, pengharapan, dan resolusi yang diucapkan selalu menyelipkan kebahagiaan sebagai tujuan akhir.

Seperti dalam doa “Rabbana atina fiddunya hasanah…” yang kerap dipanjatkan umat Islam, atau ucapan “semoga bahagia dan beruntung” yang sering terdengar saat perayaan tahun baru dalam tradisi Kristiani. Tak peduli apapun latar belakangnya, setiap orang pasti ingin bahagia.

Tapi, di balik keinginan itu, kenyataannya tidak semua orang bisa merasakan yang namanya bahagia. Bahagia bukan sesuatu yang bisa diukur dengan pasti. Ada yang merasa bahagia saat kariernya cemerlang, ada juga yang merasa cukup dengan duduk santai bersama keluarga. Tapi faktanya, masih banyak yang kesulitan untuk sekadar merasa bahagia dalam kesehariannya.

Ipsos melakukan survei yang menarik terkait kebahagiaan. Survei ini dilakukan pada 30 Desember 2024 sampai 3 Januari 2025, melibatkan lebih dari 23.765 responden dari 30 negara. Hasilnya, ada beberapa hal utama yang ternyata jadi sumber ketidakbahagiaan banyak orang di seluruh dunia.

Hal yang paling dominan adalah masalah keuangan. Sebanyak 58% responden menyebut kondisi keuangan mereka sebagai sumber utama ketidakbahagiaan. Angka ini cukup tinggi dan mencerminkan betapa kuatnya pengaruh ekonomi pribadi terhadap kebahagiaan seseorang. Entah itu soal penghasilan yang kurang, utang yang menumpuk, atau biaya hidup yang terus naik, semuanya bisa jadi tekanan yang bikin kepala tidak tenang.

Di posisi kedua, ada stres atau gangguan mental yang disebut oleh 30% responden. Hidup di tengah tekanan, baik dari pekerjaan, keluarga, maupun lingkungan sosial, bisa membuat mental seseorang terpuruk. Dan ini masih sering dianggap sepele, padahal kesehatan mental adalah pondasi penting untuk bisa merasa bahagia.

Berikutnya, masalah kesehatan fisik menempati posisi ketiga dengan 25%. Ketika tubuh tidak dalam kondisi prima, otomatis kegiatan sehari-hari juga terganggu. Hal ini bisa memengaruhi mood, semangat, bahkan hubungan sosial seseorang.

Selain itu, ada juga faktor eksternal seperti kondisi ekonomi negara yang sulit (23%), masalah di rumah (21%), dan situasi sosial-politik yang buruk (18%). Meskipun kelihatannya berada di luar kendali individu, tapi lingkungan seperti ini bisa secara tidak langsung memengaruhi suasana hati dan pola pikir seseorang.

Hal yang lebih mengkhawatirkan, ada sekitar 19% orang yang merasa hidupnya tidak bermakna. Angka ini menunjukkan bahwa bukan cuma masalah finansial atau kesehatan yang bikin orang tidak bahagia, tapi juga perasaan hampa yang mungkin muncul karena tidak tahu tujuan hidupnya. Hal serupa juga terlihat dari responden yang merasa tidak dihargai atau dicintai (16%) dan merasa tidak punya kendali atas hidup mereka (15%).

Sementara itu, tekanan dari pekerjaan juga jadi sumber ketidakbahagiaan bagi 15% responden. Beban kerja yang berlebihan, suasana kerja yang tidak sehat, atau ekspektasi yang terlalu tinggi bisa membuat seseorang merasa lelah secara emosional.

Filsuf asal Jerman, Immanuel Kant, pernah bilang bahwa kebahagiaan bukan semata-mata soal takdir atau pemberian dari Tuhan, tapi sesuatu yang harus diusahakan oleh diri sendiri.

Kutipan ini bisa jadi pengingat bahwa meskipun banyak faktor eksternal yang memengaruhi perasaan, pada akhirnya masing-masing orang juga punya peran besar untuk menciptakan ruang bahagia dalam hidup mereka sendiri.

Baca Juga: Negara Paling Bahagia di ASEAN

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook