Tahun 2024, Jawa Tengah mengalami penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 5,24% menjadi 4,39%. Terjadi penurunan sebesar 0,85% dibanding tahun 2023. Alhasil, proporsi pekerja di Jawa Tengah kini tercatat mencapai 20,41% per Februari 2024 dan total penganggurannya sebesar 0,94%.
Data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai pendidikan terakhir para pekerja di Jawa Tengah menunjukkan bahwa provinsi ini didominasi pekerja tamatan SD ke bawah.
Per Februari 2024, jumlah pekerja tamatan SD ke bawah mencapai 41,96%. Angka ini mengalami penurunan sebesar 4,11% dibanding tahun sebelumnya (46,07%).
Berikutnya, pekerja lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mendapat proporsi 21,20%. Angka ini juga menurun 0,93% dibanding tahun 2023 (22,14%).
Kabar baiknya, persentase pekerja lulusan SMA hingga S3 mengalami peningkatan tahun ini.
Jawa Tengah memiliki 14,34% pekerja tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) per Februari tahun ini. Dibandingkan 2023 (12,83%), telah terjadi kenaikan sebesar 1,51%.
Pekerja dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga meningkat di Jawa Tengah, menjadi 13,52% dari 11,23%. Total kenaikan capai 2,29%, tercatat sebagai kenaikan tertinggi dibanding tingkat pendidikan lain.
Jumlah penduduk bekerja lulusan Diploma IV/S1/S2/S3 di Jawa Tengah memiliki proporsi 6,95%, dengan total kenaikan 0,84% dibanding tahun lalu (6,11%). Terakhir, kini Jawa Tengah mencatat proporsi pekerja tamatan Diploma I/II/III sebanyak 2,03%, naik 0,41% dari 1,62%.
Berdasarkan data BPS, jika dilihat dari status pekerjaan, mayoritas (35,54%) penduduk Jawa Tengah bekerja sebagai buruh atau karyawan. Sementara itu, menurut lapangan pekerjaan, pertanian punya distribusi pekerja terbanyak (28,32%).
Baca juga: Terkini, 3 dari 5 Provinsi dengan Pengangguran Tertinggi RI Ada di Jawa
