Emisi karbon dioksida (CO2) terkait energi adalah salah satu sumber utama emisi gas rumah kaca di dunia. Emisi ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas, untuk menghasilkan energi. Emisi CO2 terkait energi memiliki dampak negatif pada kualitas udara dan lingkungan, serta berkontribusi pada perubahan iklim global.
Data yang dikeluarkan oleh International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa antara tahun 2011 dan 2017, terdapat perubahan dalam emisi CO2 terkait energi berdasarkan pengemudi utama. Pengemudi utama adalah faktor yang mempengaruhi perubahan emisi CO2 terkait energi, seperti perkembangan ekonomi, kebijakan energi, teknologi, dan perilaku konsumen.
Menurut data IEA, pengurangan penggunaan batu bara menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan emisi CO2 terkait energi di beberapa negara. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Inggris, mengalami penurunan emisi CO2 terkait energi yang signifikan karena beralih ke sumber energi yang lebih bersih, seperti gas alam dan energi terbarukan.
Namun, di sisi lain, negara-negara berkembang seperti Cina dan India, masih mengalami peningkatan emisi CO2 terkait energi. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang pesat dan masih mengandalkan sumber energi fosil sebagai sumber energi utama. Meskipun demikian, beberapa negara berkembang juga telah mengambil tindakan untuk mengurangi emisi CO2, seperti India yang telah meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan Cina yang berusaha untuk meningkatkan efisiensi energi.
Perubahan dalam emisi CO2 terkait energi menunjukkan bahwa ada kemajuan dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan global untuk membatasi kenaikan suhu global. Upaya harus terus ditingkatkan, baik dari pemerintah, industri, maupun masyarakat, untuk mempromosikan penggunaan energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.