Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia atau BP2MI pada 2024 mencatat tren penempatan pekerja migran yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Badan yang kini telah bertrasformasi menjadi Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/BP2MI itu mencatat terjadinya angka yang fluktuatif untuk periode bulan September pada masing-masing tahun, yakni 2022, 2023 hingga 2024.
Pada periode September 2022, persebaran pada penempatan pekerja migran Indonesia mencapai angka 21.738 orang tenaga kerja. Pada September tahun selanjutnya, terdapat peningkatan yang cukup signifikan tenaga kerja dalam penempatan kerja, yakni 24.636 tenaga kerja.
Artinya, Indonesia memberangkatkan tenaga kerja sebesar 13,38% lebih besar daripada periode September 2022 untuk memenuhi kebutuhan dalam berbagai pekerjaan yang ada di dunia.
Untuk periode September tahun ini, BP2MI pada laporannya mendapatkan angka persebaran tenaga kerja Indonesia sebesar 20.436, atau terjadi penurunan tenaga kerja sebesar 17,05% dari tahun sebelumnya.
Perkembangan dan permintaan tenaga kerja di berbagai negara menjadi kesempatan bagi masyarakat Indonesia yang ingin berkarir ataupun tujuan lainnya bekerja di luar negeri. Survei dari Goodstats pada Februari 2024 dengan 1.102 responden menunjukkan alasan orang Indonesia memilih bekerja di luar negeri.
Hasilnya, alasan standar gaji menjadi persentase tertinggi (40%) menjadi alasan tertinggi mengapa Indonesia tertarik berkarir di luar negeri. Alasan kedua dengan persentase 31% adalah mencari negara yang relatif aman, disusul alasan lapangan kerja yang luas dengan persentase sebesar 27%.
Tren masyarakat dalam bekerja di luar negeri memiliki dampak positif pada pemasukan negara. Dengan pemasukan yang dikenal dengan devisa, Pekerja Migran Indonesia (PMI) menyumbang angka yang sangat besar bagi devisa negara.
"Jadi pekerja migran Indonesia ini setiap tahun menyumbangkan 14,22 miliar US Dollar sehingga cadangan devisa atau devisa yang berasal dari mereka ini nomor dua setelah migas," terang Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung pada Jumat (31/5) di Jakarta, mengutip Antara.
Baca Juga: Kenapa Orang Indonesia Memilih Bekerja di Luar Negeri