Emisi CO2 adalah salah satu masalah lingkungan paling kritis yang dihadapi dunia saat ini. Emisi ini dapat berdampak negatif pada kualitas udara dan iklim global, dan bisa meningkatkan risiko perubahan iklim, seperti banjir, kekeringan, dan badai yang lebih sering terjadi.
Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi telah memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, namun pada saat yang sama, juga mempercepat emisi CO2 dan polutan udara yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Emisi CO2 yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan kegiatan industri merupakan sumber utama polusi udara.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengurangi emisi CO2 relatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan polutan udara. Negara-negara telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi emisi CO2 dan polusi udara melalui pengembangan teknologi ramah lingkungan, penggunaan energi terbarukan, dan peningkatan efisiensi energi.
Namun, ada juga beberapa tantangan yang dihadapi dalam upaya mengurangi emisi CO2 dan polutan udara. Misalnya, penerapan teknologi ramah lingkungan memerlukan investasi yang besar, sementara pengembangan dan penyebaran energi terbarukan masih kurang dari optimal. Selain itu, beberapa negara yang sedang berkembang, seperti India dan Cina, masih mengandalkan pembakaran batu bara dan minyak bumi sebagai sumber energi utama, sehingga sulit untuk mengurangi emisi CO2 mereka secara signifikan.
Untuk mengurangi emisi CO2 dan polusi udara, dibutuhkan kerja sama internasional dan kesadaran dari semua pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat. Pemerintah dapat memberikan insentif bagi pengembangan teknologi ramah lingkungan dan peningkatan efisiensi energi, sementara industri dapat mengadopsi praktik bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sementara itu, masyarakat dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan memilih transportasi berkelanjutan seperti bersepeda dan menggunakan transportasi umum.