Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Berdasarkan data dari (BPS), sebagian besar produksinya berasal dari Perkebunan Rakyat (PR) yang mencakup 99,56% dari total lahan kopi pada tahun 2023. Sementara itu, kontribusi dari lahan Perusahaan Negara (PBN) hanya 0,36%, dan lahan Perusahaan Swasta (PBS) menyumbang 0,07%.
Meskipun luas perkebunan rakyat mendominasi, tren produksi kopi Indonesia dalam tiga tahun terakhir menunjukkan penurunan. Pada tahun 2022, produksi kopi turun sebesar 1,43%, yaitu dari 786,19 ribu ton menjadi 774,96 ribu ton. Penurunan ini terus berlanjut pada tahun 2023, di mana terjadi pengurangan produksi sebesar 16,24 ribu ton, atau 2,10% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sumatra Selatan menjadi penyumbang produksi kopi terbesar di Indonesia pada tahun 2023, dengan total produksi mencapai 207,32 ribu ton, atau sekitar 27,32% dari total produksi nasional.
Penurunan produksi kopi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim, serangan hama, atau keterbatasan akses terhadap teknologi dan pembaruan praktik pertanian di tingkat perkebunan rakyat. Sebagai produsen kopi yang diakui dunia, tantangan ini perlu segera diatasi untuk menjaga keberlanjutan sektor kopi Indonesia.
Melihat dominasi perkebunan rakyat, dukungan pemerintah dan lembaga terkait menjadi krusial untuk meningkatkan produktivitas. Langkah-langkah seperti penyuluhan teknis, peremajaan tanaman, serta akses yang lebih baik ke pasar dan teknologi modern diharapkan dapat mengembalikan tren positif dalam produksi kopi nasional di tahun-tahun mendatang.
Pengelolaan yang lebih baik membuat Indonesia memiliki peluang besar untuk mempertahankan perannya sebagai salah satu produsen kopi utama di pasar internasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani kopi di daerah-daerah penghasil.
Baca Juga: Survei GoodStats: Kopi Jadi Bagian dari Kehidupan Masyarakat Indonesia