Badan Pusat Statistik (BPS) telah memperbaharui data pengeluaran per kapita sebulan untuk konsumsi makanan dan bukan makanan di daerah perkotaan dan pedesaan dari masing-masing provinsi untuk periode 2023 pada Kamis (28/12/2023).
Adapun BPS mengartikan rata-rata pengeluaran per kapita sebagai pengeluaran untuk konsumsi makanan yang dihitung selama seminggu terakhir, sedangkan konsumsi bukan makanan dihitung selama sebulan terakhir. Data keduanya pun kemudian dikonversikan ke dalam pengeluaran rata-rata sebulan.
Hasilnya, rata-rata pengeluaran per kapita Indonesia secara nasional mencapai angka Rp1.451.870 pada 2023, naik sebesar Rp124 ribu dibandingkan data periode 2022. Secara lebih rinci, pengeluaran per kapita untuk konsumsi makanan sebesar Rp711.282 dan untuk konsumsi bukan makanan sebesar Rp740.588.
Jika dilihat berdasarkan data per provinsi, 20 provinsi di Indonesia memiliki rata-rata pengeluaran per kapita yang lebih rendah dari rata-rata nasional. Selain itu, lima provinsi dengan rata-rata pengeluaran per kapita terendah juga didominasi oleh wilayah indonesia bagian tengah.
Nusa Tenggara Timur menjadi provinsi dengan rata-rata pengeluaran per kapita terendah pada 2023, yaitu hanya sebesar Rp961.372 dalam sebulan. Angka ini telah naik sebesar Rp77 ribu dari data tahun sebelumnya.
Selanjutnya, Sulawesi Barat menduduki peringkat kedua dengan rata-rata pengeluaran per kapita dalam sebulan berkisar di angka Rp1.036.520 untuk konsumsi makanan dan non-makanan.
Hasil ini diikuti dengan Sulawesi Tenggara (Rp1.172.739), Sulawesi Tengah (Rp1.173.679), dan Lampung (Rp1.203.017) yang menduduki lima peringkat teratas sebagai provinsi dengan rata-rata pengeluaran per kapita terendah pada periode 2023.
Di sisi lain, provinsi dengan rata-rata pengeluaran per kapita tertinggi pada 2023 diraih oleh Jakarta, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Banten, dan Bali. Adapun rata-rata pengeluaran per kapita kelima provinsi tersebut berada di angka Rp1.74 juta hingga Rp2,79 juta.
