Accelerated climate action di Indonesia telah menunjukkan dampak positif yang signifikan dari perekonomian rendah karbon pada pengurangan polusi udara lokal (melalui ekspansi energi terbarukan non-biomassa), pertumbuhan ekonomi (melalui pengembangan teknologi inovatif tanpa karbon seperti panel surya dan infrastruktur kendaraan listrik), dan keamanan energi untuk pulau-pulau terpencil.
Penilaian yang ada menunjukkan bahwa dengan kebijakan yang tepat untuk mendukung transisi yang diperlukan di beberapa sektor, meningkatkan bagian energi terbarukan dalam sektor listrik juga akan menghasilkan manfaat pekerjaan yang substansial bagi Indonesia. Dalam semua skenario 'Scaling Up Climate Action' CAT, jumlah total pekerjaan langsung di sektor listrik dari 2020 hingga 2030 lebih tinggi dari perkiraan jumlah total pekerjaan dalam skenario pengembangan saat ini.
Skenario paling ambisius dalam hal pengurangan emisi menghasilkan manfaat pekerjaan tertinggi dari waktu ke waktu, dengan potensi rata-rata lebih dari 290.000 pekerjaan langsung tambahan dibandingkan dengan pengembangan saat ini selama periode 2020 hingga 2030. Dalam hal teknologi, pengembangan energi surya memainkan peran sentral dalam sistem listrik rendah karbon masa depan pada skenario paling ambisius, yang berpotensi mewakili rata-rata lebih dari 360.000 pekerjaan selama periode 2020 hingga 2030.
Dalam skenario paling ambisius, lebih dari setengah pekerjaan akan terkait dengan konstruksi dan instalasi pembangkit listrik baru, terutama di sekitar jumlah besar kapasitas terbarukan tambahan yang akan diinstal dalam dekade yang akan datang. Dalam skenario ini, diharapkan banyak pekerjaan jangka panjang dan berkualitas tinggi yang terkait dengan operasi dan pemeliharaan pembangkit terbarukan akan dihasilkan