Berdasarkan data United States Department of Agriculture (USDA), stok gula di China mengalami penurunan di setiap awal tahunnya selama 3 tahun terakhir. Pada awal tahun 2022/2023, stok gula awal tahunnya mencapai 5.014 metrik ton (MT) atau 5.014.000 kg. Adapun awal tahun yang dimaksud merupakan periode pasar dimulai, yang biasanya di bulan Oktober setiap tahun.
Kemudian pada 2023/2024, stok gula awal tahunnya adalah 2.091 MT dan kembali turun di tahun berikutnya menjadi 781 MT.
Angka stok gula di awal tahun adalah volume gula yang tersedia dalam inventaris pada awal tahun. Nilai ini berfungsi sebagai indikator pasokan yang memberikan gambaran tentang ketersediaan gula di pasar pada awal periode tertentu.
Angka stok gula awal membantu pemerintah dan pelaku industri dalam membuat keputusan mengenai produksi gula tambahan, impor, atau ekspor, baik dari segi perencanaan produksi maupun perdagangan. Statistik ini turut membantu mengukur ketersediaan pangan seperti menilai kecukupan gula dalam memenuhi kebutuhan konsumsi domestik dan kegiatan ekspor-impor.
Sementara itu, stok gula tebu pada 2023/2024 adalah 8.800 MT dan naik menjadi 9.250 MT pada 2024/2025. Di periode yang sama, ekspor gula China diperkirakan mencapai 210 ribu MT, tidak berubah dari perkiraan periode sebelumnya.
Berdasarkan data OECD-FAO Agricultural, angka konsumsi rata-rata gula di China adalah 15.520 kilo ton pada 2020-2022. Angka ini menjadi yang tertinggi kedua setelah India yang angka rata-rata konsumsi gulanya adalah 26.850 kilo ton.
Data konsumsi gula digunakan untuk memperkirakan kebutuhan gula di masa depan. Stok gula di awal tahun menjadi acuan untuk menentukan apakah produksi dalam negeri cukup atau perlu dibantu dengan impor
Baca Juga: Waspada! Konsumsi Gula Berlebih Menyebabkan Penuaan dari Dalam Tubuh