Berdasarkan laporan Indikator Kesejahteraan Rakyat 2024 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), beberapa indikator fasilitas perumahan Indonesia tercatat mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir. Adapun indikator ini diukur dari persentase sumber air minum bersih, akses air minum layak, dan sanitasi layak.
Pertama, sumber air minum bersih mengalami peningkatan sekitar 2% setiap tahunnya, mulai dari 74,95% pada tahun 2022, kemudian naik menjadi 76,97% di 2023. Pada 2024 ini, proporsinya mencapai 78,72%. Hal ini berarti terdapat 78,72% rumah tangga yang memiliki sumber air minum bersih di tahun 2024.
Adapun indikator sumber air minum bersih adalah tersedianya air kemasan, air isi ulang, leding yang berfungsi, adanya sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, serta jarak ke tempat penampungan limbah/kotoran/tinja terdekat lebih dari 10 meter.
Indikator kelayakan rumah tangga kedua adalah akses air minum layak yang juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2022, persentasenya sebesar 91,05%, naik menjadi 91,72% di 2023. Pada 2024, proporsinya kembali meningkat menjadi 92,64%. Akses air minum disebut layak jika berasal dari leding, air hujan, sumur bor/pompa, sumur terlindung, dan dari mata air terlindung.
Terakhir, indikator sanitasi layak juga tercatat membaik dari tahun ke tahun. Pada 2022, persentasenya adalah 80,92%, naik di 2023 menjadi 82,36%. Pada 2024, persentasenya adalah 83,60%, meningkat 1,24% dibanding tahun sebelumnya.
Rumah tangga disebut memiliki sanitasi layak jika mempunyai kamar mandi beserta toilet yang digunakan sendiri atau bersama rumah tangga tertentu, ataupun menggunakan jenis kloset leher angsa di MCK komunal, dan tempat pembuangan akhir tinja di tangki septik atau IPAL. Untuk wilayah perdesaan, bisa juga di lubang tanah.
Jika dilihat berdasarkan wilayahnya, maka daerah perkotaan cenderung memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan. Pada 2024, terdapat 85,26% rumah tangga perkotaan yang memiliki sumber air minum bersih. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan di perdesaan yang hanya mencapai 69,43%.