Penguasaan keterampilan artificial intelligence (AI) di kalangan profesional Indonesia menunjukkan tren yang sangat menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan Artificial Intelligence Index Report 2025 yang dirilis oleh Stanford University, Indonesia tercatat memiliki tingkat penetrasi skill AI sebesar 1,04. Angka ini berarti Indonesia sedikit melampaui rata-rata global yang berada di kisaran 1,00.
Menariknya, posisi Indonesia berada di atas sejumlah negara maju seperti Australia (0,95), Turki (0,94), Belanda (0,92), Italia (0,90), hingga Israel (0,87). Meski masih tertinggal dari negara-negara seperti Amerika Serikat (2,63) dan India (2,51) yang menduduki posisi teratas. Capaian ini menunjukkan bahwa ekosistem talenta digital di Indonesia semakin matang dan siap bersaing di era transformasi teknologi.
Kendati begitu, capaian ini patut diapresiasi karena mencerminkan semakin tumbuhnya ekosistem talenta digital di Indonesia. Laporan tersebut menganalisis data profil profesional dari 2015 hingga 2024, dan menjadi salah satu indikator penting untuk melihat sejauh mana kesiapan sumber daya manusia Indonesia dalam mendukung transformasi digital di berbagai sektor industri, mulai dari manufaktur, jasa, hingga teknologi informasi.
Tingkat penetrasi ini dihitung dari seberapa sering keterampilan terkait AI tercantum pada profil LinkedIn para profesional di berbagai negara. Jika semakin tinggi angkanya, maka semakin sering dan luas keterampilan AI diadopsi dalam praktik kerja sehari-hari. Fenomena ini menunjukkan betapa dekatnya penetrasi penggunaan AI dengan kebutuhan profesional.
Laporan ini mengamati data profil profesional dari 2015 hingga 2024 dan menjadi salah satu indikator penting dalam menilai kesiapan sumber daya manusia dalam menghadapi adopsi AI di berbagai sektor industri.
Baca Juga: Benarkah Mahasiswa RI Ketagihan AI?
Sumber:
hai.stanford.edu/ai-index/2025-ai-index-report