Perang dan konflik bersenjata terus terjadi di berbagai tempat, yang terbaru adalah konflik perbatasan antara India dan Pakistan. Selain itu, banyak juga konflik bersenjata yang masih terus terjadi di Timur Tengah, Afrika, serta di wilayah Rusia-Ukraina.
Ketidakstabilan politik global membuat banyak negara kembali memasang kuda-kuda di sektor pertahanan. Negara-negara kembali meningkatkan belanja militer, untuk meningkatkan kemampuan tentara dan memperbaharui alutsista yang sudah ketinggalan zaman.
Kondisi ini tentunya menjadi sumber keuntungan bagi berbagai kontraktor pertahanan. Kontraktor pertahanan merupakan perusahaan atau individu yang menyediakan produk atau jasa militer, seperti kendaraan tempur, kapal perang, sistem radar, dan lain-lain.
Berdasarkan Companies Market Cap, per 26 Mei 2025, perusahaan RTX jadi kontraktor pertahanan dengan kapitalisasi pasar terbesar, mencapai US$176,81 miliar. RTX disokong oleh tiga unit bisnis yaitu, Pratt & Whitney, Raytheon, dan Collins Aerospace. Ketiga unit bisnis tersebut berfokus kepada produk dan jasa pertahanan yang berbeda.
Honeywell menyusul di urutan kedua dengan kapitalisasi pasar sebesar US$142,82 miliar. Safran, perusahaan asal Prancis yang berfokus pada berbagai mesin pesawat ini, menutup tiga besar dengan kapitalisasi pasar US$123,63 miliar.
Urutan keempat ditempati oleh Lockheed Martin, perusahaan di balik beberapa pesawat tempur fenomenal seperti F-22 dan AC-130, dengan kapitalisasi pasar sebesar US$109,85 miliar. Rheinmetall, perusahaan asal Jerman ini menutup lima besar dengan kapitalisasi pasar sebesar US$95,56 miliar.
BAE Systems, sebuah kontraktor pertahanan asal Inggris, berada di urutan keenam dengan kapitalisasi pasar di angka US$74,60 miliar. General Dynamics menyusul dengan US$73,74 miliar. Northrop Grumman duduk di peringkat kedelapan dengan kapitalisasi pasar sebesar US$67,85 miliar.
Thales dan L3Harris Technologies menutup sepuluh besar kontraktor pertahanan dengan kapitalisasi pasar terbesar tahun 2025. Kapitalisasi pasar Thales berada di angka US$61,58 miliar, sementara L3Harris Technologies memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$44,39 miliar.
Baca Juga: Belanja Pertahanan Indonesia Terbesar Ke-8 di Asia Pasifik
