Kebotakan masih menjadi masalah besar di beberapa belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Meski mayoritas kebotakan menimpa laki-laki, bukan berarti perempuan terbebas dari risiko kebotakan. Beberapa negara memiliki risiko kebotakan yang lebih tinggi dibandingkan negara lain.
Melansir World Population Review, pria keturunan Ras Kaukasia memiliki risiko kebotakan yang lebih tinggi dibandingkan keturunan lainnya. "Karena itulah, persentase kebotakan laki-laki tertinggi biasanya ada di daerah Amerika Utara dan Eropa," ungkap World Population Review.
Negara dengan persentase pria botak terbanyak jatuh kepada Republik Ceko, dengan proporsi sebesar 42,79%. Spanyol menyusul di posisi kedua dengan 42,6%. Sementara itu, Jerman duduk di urutan ketiga dengan persentase sebesar 41,2%.
Ada beberapa alasan pemicu terjadinya kebotakan. Pada kebanyakan kasus, ada faktor genetik yang bermain di dalamnya. Jadi, mereka yang orang tuanya mengalami kebotakan memiliki risiko kebotakan yang lebih tinggi juga.
Di sisi lain, kebotakan juga bisa disebabkan oleh obat-obatan dan masalah kesehatan. Obat untuk tekanan darah tinggi biasanya memiliki efek samping berupa rambut rontok. Menariknya, orang-orang yang pernah terinfeksi COVID-19 juga memiliki risiko kebotakan yang tinggi.