Beras, sebagai sumber karbohidrat utama, menyediakan energi yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas. Tidak mengherankan jika beras dijadikan makanan pokok bagi sebagian besar populasi dunia, terutama di kawasan Asia, di mana beras telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan tradisi masyarakat.
Di Indonesia sendiri, beras memiliki kedudukan yang sangat istimewa. Ungkapan "belum makan nasi, belum makan" dengan tepat menggambarkan pentingnya beras dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Selain menjadi makanan pokok dalam kehidpuan sehari-hari, beras juga merupakan sumber karbohidrat kompleks yang sangat penting bagi tubuh. Karbohidrat kompleks dalam beras akan dipecah menjadi glukosa, yang merupakan sumber energi utama bagi sel-sel tubuh. Tubuh menyimpan kelebihan glukosa dalam bentuk glikogen, yang nantinya dapat digunakan sebagai cadangan energi ketika tubuh membutuhkannya.
Beras mendominasi komoditas makanan pokok karena mudah dibudidayakan di berbagai kondisi tanah dan iklim, membuatnya menjadi komoditas yang melimpah dan terjangkau.
Perkembangan teknologi pertanian semakin memperkuat posisi beras sebagai komoditas utama. Penggunaan varietas unggul, pupuk, pestisida, dan mesin pertanian modern telah meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi beras secara signifikan.
Dengan teknologi irigasi yang semakin canggih, petani dapat mengatur ketersediaan air untuk tanaman padi mereka secara optimal. Membuat harga beras menjadi relatif stabil dan terjangkau oleh banyak orang.
Menurut United States Departement of Agriculture (USDA), China menjadi negara dengan produksi beras terbesar di dunia pada 2023/2024, mencapai 28% produksi beras dunia dan jumlah produksi sebesar 144,62 juta metrik ton.
Indonesia sendiri berada di peringkat keempat dengan kontribusi sebesar 6% produksi beras dunia dan jumlah produksi sebesar 33.02 juta metrik ton.
