Kebutuhan pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan dalam kehidupan manusia selain kebutuhan sandang/pakaian dan kebutuhan papan/tempat tinggal. Jumlah penduduk yang banyak dan wilayah yang luas menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh warganya. Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2023, terdapat sekitar 9,1% penduduk dunia yang mengalami kurang gizi atau undernourishment.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 mencatat, prevalensi kekurangan konsumsi pangan atau prevalence of undernourishment (PoU) di Indonesia berada di angka 8,53%, turun dari tahun 2022 yang sebesar 10,21%.
Menurut Badan Pangan Nasional, pada tahun 2023, jumlah penduduk kurang gizi di Jawa Tengah jadi yang tertinggi se-Indonesia. Jumlahnya mencapai 3,92 juta jiwa, atau sekitar 10,44% dari jumlah penduduk Jawa Tengah.
Jawa Timur menyusul di peringkat kedua, dengan jumlah penduduk kurang gizi sebanyak 3,36 juta jiwa. Masih di Pulau Jawa, peringkat ketiga ditempati oleh Jawa Barat dengan total penduduk kurang gizi sebanyak 2,74 juta jiwa.
Papua berada di urutan keempat dengan 1,60 juta penduduk tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi. Provinsi Papua menjadi provinsi dengan prevalensi kekurangan konsumsi pangan tertinggi di Indonesia. Sumatra Utara menutup lima besar dengan 1,32 juta penduduk mengalami kurang gizi.
Kalimantan Barat berada di posisi keenam dengan jumlah penduduk kurang gizi sebesar 845,19 ribu jiwa. Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati urutan ketujuh dengan 834,25 ribu jiwa, diikuti Lampung dengan 820,56 ribu jiwa dalam kondisi kurang gizi.
Posisi kesembilan diraih oleh Riau dengan total penduduk dalam kurang gizi sebanyak 819,07 ribu jiwa. Sulawesi Selatan menutup 10 besar dengan 734 ribu jiwa mengalami kekurangan gizi.
Baca Juga: Papua Catat Prevalensi Ketidakcukupan Pangan Tertinggi Nasional Pada 2023