Mayoritas Kekerasan Anak Terjadi di Rumah

Pada tahun 2024, 19.369 kasus kekerasan pada anak terjadi di lingkup rumah tangga.

Jumlah Kasus dan Korban Kekerasan pada Anak Berdasarkan Tempat Kejadian

(Tahun 2024)
Ukuran Fon:

Anak-anak merupakan aset masa depan bagi bangsa dan negara, peradaban negara yang maju tentunya akan menjamin dan memprioritaskan hak-hak hidup anak. Pada 23 Juli, Indonesia memperingati hari anak Indonesia sebagai sebuah monumen pengingat bagi bangsa Indonesia untuk terus menjaga kebutuhan dan hak-hak dasar bagi anak Indonesia.

Namun berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI) milik Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), kondisi anak-anak Indonesia belum sepenuhnya merdeka. KemenPPPA mencatat kenaikan angka kasus kekerasan pada anak pada sepuluh tahun terakhir. Pada 2024, angka anak korban kekerasan yang tercatat oleh KemenPPPS mencapai 34.553 jiwa. Kemudian, per 24 Juli 2025, terdapat 16.275 kasus kekerasan pada anak pada tahun 2025, itu artinya jumlah kasus di pertengahan tahun 2025 sudah melampaui 50% jumlah kasus pada tahun 2024.

Mirisnya, mayoritas kasus kekerasan pada anak terjadi di lingkup rumah tangga, yang harusnya menjadi tempat paling aman dan nyaman. Pada 2024, sebanyak 19.369 kasus kekerasan pada anak terjadi di lingkup rumah tangga, dengan jumlah korban mencapai 20.677 anak. Fasilitas umum dan sekolah juga kerap jadi tempat terjadinya kekerasan terhadap anak, di tahun yang sama 5.238 kasus kekerasan pada anak terjadi di fasilitas umum dan sekolah, dengan korban tercatat sebanyak 5.999 anak.

Menurut Putri & Suherman (2024), terdapat empat faktor utama yang dapat mendorong terjadinya kekerasan pada anak dalam rumah tangga yaitu, individu, keluarga, sosial, dan budaya. Riwayat individu yang pernah mengalami kekerasan, kesehatan mental yang buruk, serta perilaku yang dicontohkan dalam lingkup keluarga dapat memicu kekerasan pada anak. Sementara itu, faktor sosial dan budaya yang mendorong kekerasan dan membungkam suara korban dapat juga mendorong kekerasan anak di lingkup rumah tangga.

Baca Juga: Peran Budaya Patriarki dalam Memicu Kekerasan dalam Rumah Tangga

Sumber:

https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan

https://ugm.ac.id/id/berita/psikolog-ugm-pelaku-kekerasan-anak-cenderung-punya-gangguan-kesehatan-mental/

https://jurnal.kopusindo.com/index.php/jkhkp/article/view/350

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook