Kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan produk sustainable atau ramah lingkungan kian meningkat. Adanya minat dan kesadaran ini pun mendorong perusahaan dari berbagai sektor untuk mengembangkan jenis produk berkelanjutan. Selain sebagai tanggung jawab perusahaan untuk meminimalisir kerusakan lingkungan yang dihasilkan, citra positif di mata masyarakat dan konsumen terhadap perusahaan dapat meningkat.
Dilansir dari survei terbaru yang dilakukan oleh Snapcart mengenai perilaku pembelian masyarakat Indonesia, sebanyak 84% tercatat pernah membeli produk ramah lingkungan, sedangkan 16% lainnya tidak pernah membeli produk ramah lingkungan. Ada beberapa alasan dibalik keputusan tersebut.
Alasan utama adalah kurangnya kesadaran akan produk ramah lingkungan, sejumlah 45%. Penyebabnya adalah karena belum sepenuhnya memahami konsep produk ramah lingkungan. Karena itu, pemberian edukasi yang lebih baik terkait tujuan dan dampak dari produk ramah lingkungan perlu ditingkatkan.
Selain kurangnya pemahaman, harga produk ramah lingkungan yang lebih tinggi sekitar 15-20% dibandingkan dengan produk konvensional juga menjadi kendala bagi sebagian konsumen. Produk ramah lingkungan cenderung lebih mahal karena biaya produksinya lebih tinggi, termasuk penggunaan bahan-bahan yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan, serta proses manufaktur yang lebih berkelanjutan. Sebanyak 22% responden merasa bahwa produk ramah lingkungan terlalu mahal, sehingga mereka lebih memilih produk biasa yang lebih terjangkau.
Selain faktor harga, keterbatasan akses atau ketersediaan terhadap produk ramah lingkungan juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh konsumen. Sebanyak 20% konsumen berpendapat bahwa produk-produk ramah lingkungan lebih sulit ditemukan. Kesenjangan distribusi ini perlu diatasi dengan perluasan jangkauan produk ramah lingkungan sehingga lebih mudah diakses oleh konsumen di berbagai daerah.
Di sisi lain, terdapat 13% konsumen yang lebih memilih menggunakan produk-produk konvensional dengan alasan produk umum dirasa lebih sesuai dengan harapan mereka dari segi harga dan kualitas. Preferensi ini dipengaruhi oleh kebiasaan konsumen yang cenderung memilih produk yang sudah dikenal dan terjangkau.
Dari hasil survei ini, dapat disimpulkan bahwa ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar konsumsi produk ramah lingkungan dapat berkembang lebih pesat di Indonesia. Meskipun begitu, terdapat peluang yang besar bagi perusahaan dan pemerintah untuk mengembangkan produk ramah lingkungan yang lebih terjangkau dan mudah diakses mengingat tingginya proporsi masyarakat yang pernah membeli produk ramah lingkungan.
Baca Juga: Menilik Perkembangan dan Praktik Sustainable Fesyen di Indonesia