Masuknya imigran Rohingya menjadi permasalahan serius di Indonesia. Pasalnya, Indonesia telah lama menjadi tujuan bagi pengungsi Rohingya yang mencari perlindungan setelah berlayar dari Bangladesh dan Myanmar.
Dalam beberapa tahun terakhir khususnya pada tahun 2023 dan awal tahun 2024, laju perahu dan jumlah pengungsi Rohingya yang sampai di Indonesia meningkat pesat.
Data yang dihimpun dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR)Â menunjukkan tren jumlah kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia berdasarkan data awal yang dikumpulkan atau angka pra registrasi (tanpa dokumen resmi).
Dari data ini dapat dilihat bahwa selama tahun 2020 hingga 2024 kedatangan pengungsi Rohingya sangat bervariasi. Pada tahun 2020, UNHCR mencatat kedatangan sebanyak 392 pengungsi Rohingya ke Indonesia. Namun, jumlah ini mengalami penurunan di tahun 2021 menjadi 186 pengungsi.
Pada tahun 2022 terjadi peningkatan jumlah sebesar 574 pengungsi. Kemudian pada tahun 2023, lonjakan kedatangan terjadi dengan jumlah mencapai 2.288 pengungsi. Di awal tahun 2024, tercatat 274 pengungsiyang datang.
UNHCR juga melaporkan bahwa sejak pertengahan November 2023 hingga Mei 2024, tercatat 15 perahu tiba di Aceh dan Sumatra Utara membawa 2.026 pengungsi Rohingya. 73% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Menurut UNHCR, peningkatan jumlah pengungsi yang melakukan pelayaran ke Indonesia ini dipicu oleh beberapa faktor meliputi ketidakstabilan yang terus berlanjut di Myanmar dan tidak adanya kemajuan dalam mengatasi akar penyebab pengungsian Rohingya.
Faktor lain yang melatarbelakangi situasi ini adalah keadaan kamp pengungsi di Bangladesh yang menjadi semakin tidak aman disebabkan oleh konflik antar pengungsi maupun kekerasan dari pihak luar.
Selain itu, banyak pengungsi di Bangladesh yang bergantung pada bantuan kemanusian. Di sisi lain, jika bantuan ini kurang dan tidak mencukupi, bukan tidak mungkin mereka melakukan pelayaran ke Indonesia.
Faktor lain juga berkaitan dengan banyaknya jaringan penyelundupan yang menawarkan pelayaran ini dan biayanya yang lebih murah.
Sebagai bagian dari kemanusiaan, penting bagi pemerintah dan lembaga internasional seperti UNHCR untuk memastikan penanganan pengungsi Rohingya dilakukan dengan bijaksana.
"Prioritas kami tetap pada keselamatan dan kesehatan penumpang, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak kecil yang rentan," tutur Protection Associate UNHCR Indonesia, Faisal Rahman dilansir dari Antara News.
Baca Juga: 7 Negara dengan Bantuan Finanasial Terbanyak untuk Rohingya