Survei Jakpat mencatat bahwa 24% masyarakat Indonesia kini mulai berlangganan layanan kecerdasan buatan (AI). Survei ini dilakukan pada 10–14 April 2025 melibatkan 1.423 responden, dengan margin of error di bawah 5%.
Mayoritas responden, yakni sebanyak 76%, masih memilih menggunakan AI secara gratis. Namun, semakin banyak yang mulai membayar demi mendapatkan fitur tambahan.
Sebanyak 9% responden mengaku membayar di bawah Rp50 ribu per bulan. Sementara 8% lainnya membayar antara Rp50 ribu hingga Rp150 ribu. Sisanya, ada yang rela merogoh kocek lebih dalam, 3% membayar Rp150–300 ribu, 3% membayar Rp300–500 ribu, dan 1% bahkan lebih dari Rp500 ribu per bulan.
Langganan umumnya dilakukan untuk mengakses fitur premium yang tak tersedia di versi gratis. Contohnya seperti ChatGPT, yang menawarkan versi Plus seharga US$20 per bulan.
Dengan ChatGPT Plus, pengguna bisa menikmati fitur-fitur seperti pengolahan data lanjutan, akses ke model GPT-4.5, mode suara standar dan canggih, serta pembuatan proyek dan GPT kustom.
Ada juga paket ChatGPT Pro seharga US$200 per bulan. Versi ini memberi akses penuh ke semua model reasoning termasuk GPT-4o, serta fitur riset mendalam dan video generation lewat Sora.
Hasil survei juga mencatat bahwa ChatGPT menjadi platform AI paling banyak digunakan, dengan 74% responden mengaku memakainya. Di bawahnya ada Gemini (51%) dan Meta AI (29%).
Kegunaan AI pun beragam. Sebanyak 42% responden memakai AI untuk bekerja, belajar, dan kebutuhan sehari-hari sekaligus. Lalu 19% hanya untuk kerja dan belajar, dan 10% untuk aktivitas harian.
Baca Juga: Bukan Gemini, Ini Dia Aplikasi AI Terpopuler 2025