Menghimpun data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total nilai Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia pada kuartal I 2024 telah mencapai Rp204,4 triliun. Adapun jumlah tersebut meningkat 15,5% (year-on-year/yoy) ketimbang periode yang sama tahun 2023. Nilai tersebut juga setara dengan 50,9% dari total realisasi investasi nasional di tahun 2024 yang sebesar Rp401,5 triliun.
Menilik negaranya, Singapura masih menjadi negara investor terbesar di Indonesia yang menanamkan sekitar US$4,2 miliar, sekitar Rp68,2 triliun (asumsi kurs Rp16.250) pada kuartal I ini. Singapura sendiri merupakan hub bagi investor yang hendak menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga nilai PMA-nya cenderung tinggi.
Posisi kedua dipegang oleh Hong Kong dengan total realisasi PMA mencapai US$1,89 miliar, setara dengan Rp30,7 triliun. China berada di urutan ketiga dengan menanamkan modal sebesar US$1,87 miliar, setara dengan Rp30,3 triliun. Posisi China yang biasanya berada di nomor 2 kini direbut oleh Hong Kong, menunjukkan pertumbuhan pesat dari negara tersebut.
Amerika Serikat menyusul di posisi keempat dengan realisasi PMA sebesar US$1,1 miliar, setara dengan Rp17,8 triliun. Di peringkat kelima ada Jepang dengan PMA sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp16,2 triliun.
Untuk sektor yang paling populer sendiri adalah sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang senilai Rp48,1 triliun. Sektor berikutnya dengan PMA yang tinggi adalah sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi dengan realisasi sebesar Rp42,3 triliun, hingga sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran dengan PMA sebesar Rp29,4 triliun.