Produksi kakao Indonesia selain untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, juga diekspor ke mancanegara. Saat ini, ekspor kakao Indonesia sudah menjangkau lima benua, mulai dari Asia, Afrika, Oseania, Amerika, hingga Eropa.
India, Amerika Serikat, Malaysia, China, dan Australia menjadi lima besar negara tujuan ekspor kakao pada tahun 2022. India menduduki peringkat pertama negara tujuan ekspor kakao terbesar dengan volume ekspor sebesar 17,70% dari total volume ekspor kakao Indonesia atau sekitar 68,21 ribu ton dengan nilai sebesar US$210,91 juta.
Peringkat kedua dan ketiga negara tujuan ekspor kakao Indonesia dipegang oleh Amerika Serikat dan Malaysia. Keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan, dengan kontribusi ekspor masing-masing sebesar 12,49% dan 12,20% terhadap total volume ekspor kakao Indonesia.
Posisi keempat negara tujuan utama ekspor kakao Indonesia datang dari China dengan kontribusi ekspor kakao sebesar 9,53%. Australia menduduki urutan lima dengan ekspor kakao sebesar 4,75%. Sebanyak 43,32% kakao sisanya diekspor ke negara lain.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kakao di Indonesia mencapai 650,6 ribu ton pada tahun 2022. Produksi tersebut turun sebanyak 3% dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 688,2 ribu ton.
Setiap tahunnya Indonesia mampu memproduksi biji kakao sekitar 700 ribu ton. Sektor yang menjadi andalan ekspor Indonesia ini telah berkontribusi sekitar 4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi sekitar 22,7 juta penduduk.
Sulawesi Tengah merupakan sumber penghasil kakao di Indonesia dengan produksi paling tinggi yakni sebesar 20,11% dari total produksi nasional. Produsen terbesar kedua ada di Sulawesi Tenggara dengan kontribusi sebesar 16,08%, diikuti dengan Sulawesi Selatan dengan produksi mencapai 13,36%.
Baca Juga: Indonesia Jadi Tujuan Utama Ekspor Sampah Australia
