Kegiatan ekspor sampah ke Indonesia kembali menjadi sorotan publik. Beberapa waktu yang lalu, sebuah aksi protes di depan Kantor Konsulat Jenderal Australia dilakukan oleh sejumlah aktivis lingkungan. Ini adalah dampak dari meningkatnya jumlah tumpukan sampah dari Australia di beberapa desa di Jawa Timur.
Aksi ini menuntut pertanggungjawaban dari pemerintah Australia karena mikroplastik yang terkandung dalam sampah kirimannya mengancam kesehatan bayi.
Merujuk pada data Departemen Perubahan Iklim, Energi, Lingkungan dan Air atau Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water (DCCEEW) Australia, Indonesia memang menjadi tujuan utama pengiriman sampah bersama sejumlah negara Asia lainnya.
Pada periode 2022-2023, Indonesia telah menerima sebanyak 515 ribu ton sampah dari Australia, dengan rincian 278 ribu ton sepanjang Oktober-Desember 2022 dan 237 ribu ton sepanjang Januari-Maret 2023.
Malaysia juga jadi sasaran sampah Australia. Pada periode yang sama, terdapat 235 ribu ton sampah yang diterima Malaysia dari Australia. Tepatnya, ada 109 ribu pada kuartal akhir 2022 dan 126 ribu ton pada kuartal awal 2023.
Vietnam di posisi ketiga menerima total 213 ribu ton sampah dari Australia. Peningkatan terjadi dari kuartal akhir 2022 sebesar 85 ribu ton menjadi 128 ribu ton di awal 2023.
Sebaliknya, Bangladesh menerima lebih sedikit sampah dari Australia di kuartal pertama 2023. Saat itu, Australia mengekspor sampah sebanyak 72 ribu ton ke Bangladesh. Dibandingkan dengan 103 ribu ton yang dikirim pada kuartal akhir 2022, ada penurunan sebesar 30% yang terlihat.
Penurunan lebih besar tampak pada data India. Pada kuartal akhir 2022, India menerima 114 ribu ton sampah dari Australia. Sementara di awal 2023, India hanya menerima 56 ribu ton atau 49% dari total sebelumnya.
Meskipun Korea Selatan dinilai sebagai negara maju, hal ini tak serta-merta membuatnya lepas dari sasaran ekspor sampah Australia. Sebanyak 156 ribu ton sampah diterima Korea Selatan di periode 2022-2023. Lebih rinci, ada 72 ribu kiriman sampah pada akhir 2022 dan 84 ribu di awal 2023.
Taiwan dan Thailand menempati posisi ketujuh dan delapan. Keduanya masing-masing menerima kiriman sampah Australia sebanyak 140 ribu ton dan 117 ribu ton.
Australia mengirim lebih banyak sampah ke Taiwan di awal 2023, mencapai 87 ribu ton, dibandingkan dengan 53 ribu ton pada akhir 2022. Sementara Thailand menerima jumlah sampah yang tidak jauh berbeda di dua periode ini. 57 ribu ton di kuartal akhir 2022 dan 60 ribu ton di kuartal awal 2023.
Baca Juga: Bukan Swiss, Luksemburg Jadi Negara Terdepan Dalam Pengelolaan Sampah