Terjadi tabrakan KA Turangga dengan kereta Commuter Line Bandung Raya pada jalur tunggal antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka, Jumat (5/1/2024) kemarin. EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengungkapkan kecelakaan ini mengakibatkan 4 orang meninggal dunia. Korban tewas seluruhnya merupakan petugas kereta yang terdiri atas masinis, asisten masinis, pramugara, dan sekuriti.
Tak dapat dipungkiri bahwa kereta api merupakan salah satu mode transportasi teraman yang ada di Indonesia. Data Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa jumlah kecelakaan kereta api di Indonesia menurun cukup drastis dibandingkan tahun 2000 silam. Meski begitu, terdapat sejumlah kecelakaan kereta yang terjadi di Indonesia yang mengakibatkan korban jiwa yang cukup tinggi.
Salah satunya adalah kecelakaan kereta api Padang Panjang pada 22 Desember 1944. Kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan kereta api paling mematikan di nusantara, dengan menyebabkan 200 orang tewas dan 250 orang lain mengalami luka-luka. Kecelakaan tersebut disebabkan oleh rem blong yang membuat roda kereta api keluar jalur.
Berselang 43 tahun kemudian, tepatnya pada 19 Oktober 1987, Indonesia kembali berduka dengan kecelakaan kereta api di Pondok Betung, Bintaro, yang menewaskan 156 orang. Kecelakaan ini merupakan tabrakan antara KA lokal 223 dan KA 220 Patas Merak. Jumlah korban yang tinggi tersebut diakibatkan oleh penuhnya kereta saat terjadi tabrakan.
Pada 20 September 1968, terjadi kecelakaan kereta api uap di desa Ratu Jaya, Cipayung, Jawa Barat. Kecelakaan ini mengakibatkan 116 orang tewas.
Sementara itu, salah satu kecelakaan kereta api paling mematikan yang terjadi baru-baru ini adalah tabrakan antara KRL dengan tangki Pertamina pada Desember 2013 silam. Kecelakaan ini bermula ketika truk tangki Pertamina diduga mengabaikan sirine palang pintu kereta api, yang mengakibatkan kedua kendaraan raksasa itu bertabrakan. Kecelakaan ini mengakibatkan 7 orang menjadi korban jiwa.