7 Provinsi dengan Perokok Terbanyak 2024, Daerahmu Masuk Daftar?

Lampung jadi provinsi dengan persentase penduduk di atas 15 tahun yang merokok tertinggi, mencapai 33,84%.

7 Provinsi dengan Persentase Perokok di Atas 15 Tahun Tertinggi 2024

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik)
GoodStats

Setiap tanggal 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia, sebuah momentum untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya merokok terhadap kesehatan masyarakat. Namun, merokok masih lekat dengan stigma sosial yang mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap laki-laki. Dalam kerangka budaya patriarki, maskulinitas sering kali dikaitkan dengan perilaku merokok. Hal ini menyebabkan merokok dianggap sebagai simbol kedewasaan, keberanian, bahkan kewibawaan, yang pada akhirnya menjadikan kebiasaan ini sulit dilepaskan dari identitas pria di banyak daerah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, tercatat Provinsi Lampung menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan perokok terbanyak, dengan 33,84% penduduk usia 15 tahun ke atas yang merokok selama sebulan terakhir. Peringkat berikutnya diisi oleh Jawa Barat dengan 32,98%, serta Bengkulu di posisi ketiga sebesar 32,96%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa prevalensi merokok masih tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.

Jika dilihat dari klasifikasi wilayah, persentase perokok di daerah pedesaan lebih tinggi dibandingkan wilayah perkotaan (BPS). Temuan ini mencerminkan bahwa kebiasaan merokok lebih mengakar di masyarakat desa, yang bisa jadi disebabkan oleh akses informasi kesehatan yang terbatas, tekanan sosial yang berbeda, hingga faktor ekonomi yang menjadikan rokok sebagai bentuk rekreasi murah.

Lebih dari sekadar kebiasaan, merokok telah menjadi bagian dari budaya keseharian. Banyak masyarakat menjadikan rokok sebagai teman memulai hari, pelengkap setelah makan, atau sebagai pendamping ketika menikmati kopi atau teh. Kebiasaan ini berlangsung lintas generasi dan menjadikan upaya berhenti merokok sebagai tantangan tersendiri bagi banyak orang.

Dampaknya tidak berhenti pada kebiasaan semata, rokok juga menjadi pemicu utama berbagai penyakit kronis. Mulai dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, jantung koroner, hingga stroke. Merokok juga meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Efek jangka panjang ini sering kali tidak langsung terlihat, tetapi terus menggerogoti kualitas hidup masyarakat.

Namun di balik kebiasaan tersebut, dampak kesehatan yang ditimbulkan sangat serius. Data WHO mencatat bahwa rokok menyebabkan sekitar 8 juta kematian setiap tahun secara global, dengan lebih dari 73,1% pria mendominasi proporsi perokok. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di tahun 2023 mencatat jumlah perokok diperkirakan mencapai 70 juta jiwa.

Kendati industri rokok masih menjadi salah satu penyumbang ekonomi nasional, terutama dari sisi cukai, dampak kesehatan jangka panjang yang ditimbulkannya tidak dapat dipandang sebelah mata. Maka dari itu, pengendalian terhadap industri rokok baik melalui regulasi, edukasi, maupun kebijakan harga perlu diperkuat agar masyarakat Indonesia tidak terus terjebak dalam siklus adiksi yang berdampak pada kualitas hidup secara luas.

Baca Juga: Daftar Isu Kesehatan yang Paling Dikhawatirkan, Gangguan Mental Nomor 1

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook