Lebih dari 60% Anak Muda Percaya Green Skills Kunci Karier Masa Depan

Setelah Mesir, anak muda di Indonesia dan Afrika Selatan menjadi paling optimis green skill membuka peluang karier di masa depan, dengan capaian 68%.

10 Negara di Global South yang Paling Optimis dengan Green Skills

(Februari-Maret 2025)
Ukuran Fon:

Di tengah urgensi krisis iklim dan transisi menuju ekonomi rendah karbon, keterampilan hijau atau biasa disebut green skills kerap menjadi sorotan. Tak hanya sekadar tren baru dalam dunia kerja, keterampilan ini dianggap sebagai bekal penting untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks. Tren ini diperkuat oleh Capgemini Research Institute yang mengatakan 66% anak muda di Global South dan North percaya green skill sebagai kunci untuk masa depan yang cemerlang.

Capgemini Research Institute merilis laporan global pada Februari–Maret 2025 yang menyurvei 5.100 responden usia 16–24 tahun dari berbagai belahan dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.245 responden berasal dari negara-negara Global South, sementara 885 dari Global North. Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas anak muda di negara-negara Global South percaya green skills adalah kunci menuju masa depan yang lebih baik.

Terdapat Mesir di posisi teratas dengan 71% responden menyatakan keyakinannya bahwa green skills akan membuka jalan ke masa depan cerah. Indonesia dan Afrika Selatan menyusul dengan angka 68%, lalu Brasil dengan angka 66%, serta Turki dan Meksiko mendapati angka 65%. Sementara itu, Bangladesh mencatat 63%, Thailand 61%, dan India serta China masing-masing sebesar 58%. Negara-negara ini mencerminkan tingginya optimisme generasi muda terhadap masa depan energi dan pekerjaan ramah lingkungan.

Namun optimisme ini juga menghadapi tantangan nyata, terutama dalam hal akses terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan hijau. Menurut Gracia dosen hubungan internasional dari FISIP Universitas Indonesia, tantangan terbesar saat ini bukan hanya perubahan pola pikir, melainkan minimnya pendidikan dan pelatihan keterampilan hijau di luar sistem pendidikan formal.

“Hanya satu di antara delapan juta anak muda yang memang betul-betul menerapkan green skills, selain itu, masih banyak juga universitas-universitas yang memberikan pendidikan di bidang energi masih berbasis energi kotor. Dengan adanya fakta ini, para akademisi, media, LSM, pemerintah dan swasta punya peran penting untuk mengubah secara masif bagaimana sektor energi terbarukan itu betul-betul hal yang sangat krusial,” ujar Gracia dikutip dari The Conversation.

Dengan latar belakang itu, para pemangku kebijakan di negara-negara berkembang perlu memberi perhatian lebih terhadap pengembangan kurikulum dan pelatihan berbasis green economy. Green skills tidak hanya relevan bagi sektor energi terbarukan, tetapi juga lintas sektor mulai dari pertanian, manufaktur, hingga teknologi informasi.

Harapan anak muda terhadap keterampilan hijau bukan sekadar simbol idealisme, melainkan refleksi dari arah baru yang diinginkan generasi masa depan baik dari pihak pemerintah dan juga industri agar dapat memberikan kesempatan untuk anak muda menjadi pemimpin yang bergerak dengan semangat keberlanjutan. 

Baca Juga: 33% Anak Muda Indonesia Tertarik dengan Green Jobs

Sumber:

https://www.capgemini.com/insights/research-library/global-youth-and-sustainability/

https://theconversation.com/tentang-green-skills-yang-anak-muda-perlu-tahu-demi-keberlanjutan-di-masa-depan-233246

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook