70,56% Sosialisasi Pendidikan Antikorupsi pada Anak Berasal dari Keluarga

Orang tua dan anggota keluarga jadi sumber utama sarana pengajaran nilai antikorupsi kepada anak-anak Indonesia.

Sumber Pengajaran Nilai Antikorupsi kepada Anak-Anak Usia Sekolah 2024

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik)
GoodStats

Pendidikan antikorupsi menjadi salah satu upaya strategis dalam menciptakan generasi muda yang berkarakter dan berintegritas. Anak-anak usia sekolah, sebagai calon pemimpin masa depan, membutuhkan pembekalan nilai-nilai antikorupsi melalui berbagai sumber pengajaran, baik formal maupun informal.

Berdasarkan data dari Survei Perilaku Anti Korupsi 2024, keluarga, sekolah, dan lingkungan teman sebaya berperan signifikan dalam proses pendidikan nilai antikorupsi. Menurut survei Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut, rumah (orang tua atau anggota keluarga lain) menjadi sumber pengajaran nilai antikorupsi utama, dengan total 70,56%.

Urutan kedua sumber pengajaran nilai antikorupsi dari pengajaran di sekolah melalui mata pelajaran dan ekstrakurikuler sebesar 13,19%. Sekolah dianggap sebagai rumah kedua bagi anak-anak untuk mengimplementasikan ilmu dengan baik.

Di posisi ketiga ada lingkungan sekolah seperti keteladanan guru atau kepala sekolah, pembiasaan di sekolah dengan total 9,43%. Guru merupakan pihak penting selain orang tua dan keluarga dalam mengedukasi anak-anak dengan pola pembelajaran etika dalam memilih antara hal yang baik dan buruk.

Tempat keempat lingkungan sekitar rumah seperti unsur masyarakat atau tokoh dengan 3,96%. Lingkungan sosial bisa menjadi pihak yang membentuk pola pikir, perilaku, maupun ambisi anak-anak dalam bersikap dan berinteraksi sehari-hari.

Media online menduduki posisi kelima dengan total 1,59%. Di tengah zaman yang semakin canggih ini, media online membawa pengaruh besar bagi anak-anak, membentuk sudut pandang dan kepribadian sejak masih kecil.

Adapun posisi keenam diisi oleh teman sepermainan atau sebaya atau peer group yang mendapatkan 1,15%. Teman sepermainan juga bisa memengaruhi persepsi anak-anak dalam bertingkah dan berperilaku, apalagi teman sering dianggap sebagai tempat nyaman bagi mereka untuk bisa bersenang-senang.

Di peringkat ketujuh ada media bacaan anak dan permainan dengan 0,12%. Anak-anak yang cenderung cepat bosan dengan span atensi yang rendah cenderung menganggap permainan dan buku menarik. Untuk itu, permainan dan buku edukasi bisa menjadi sarana dalam mendidik anak-anak terkait perilaku antikorupsi.

Hasil survei ini menegaskan pentingnya peran orang tua dalam membentuk karakter anak-anak, khususnya dalam menanamkan nilai-nilai antikorupsi. Namun, sekolah dan lingkungan sekitar juga memiliki peran yang tidak kalah penting untuk menciptakan generasi yang bebas korupsi.

Baca Juga: Skor Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2024 Menurun ke 3,85

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook