Di negara maju, kereta api adalah salah satu pilihan masyarakat untuk melakukan mobilisasi dari satu kota ke kota lainnya. Sayangnya, pembangunan infrastruktur kereta api di Indonesia masih belum merata.
Hal ini terlihat dari jumlah rangkaian kereta api beserta penumpangnya yang timpang antara Pulau Jawa dan wilayah lainnya. Berdasarkan data Perkembangan Transportasi Nasional Juli 2024 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 241,7 juta penumpang kereta api pada periode Januari-Juli 2024. Namun, 97% jumlah tersebut datang dari Pulau Jawa, khususnya wilayah Jabodetabek.
Secara khusus data ini memberi rincian jumlah penumpang kereta api di Pulau Jawa yang dibagi menjadi Jabodetabek dan Non-Jabodetabek. Dari 233 juta penumpang, 186 juta di antaranya melakukan mobilisasi dengan kereta api di wilayah Jabodetabek. Sementara itu, 47,5 juta penumpang lainnya tersebar di Pulau Jawa selain wilayah Jabodetabek.
Tidak ada rincian data lain yang dipaparkan BPS setelahnya selain Pulau Sumatra dan layanan Kereta Bandara. Terdapat 3,6 juta penumpang kereta api di Pulau Sumatra selama Semester I 2024 ini, turun 12,14% secara tahunan.
Di Sumatra, jaringan kereta api cukup masif tersebar dari Sumatra Selatan hingga Lampung dan Sumatra Utara. Jejak kereta api juga ditemukan di wilayah lain seperti Sumatra Barat, tetapi banyak rel dan kereta api yang saat ini sudah tidak aktif lagi.
Berdasarkan peta kereta api di Sumatra, tersisa 108 rangkaian kereta api yang masih aktif. Sementara itu, 39 rangkaian lainnya sudah tidak dapat digunakan.
Selanjutnya, jumlah penumpang pada rangkaian kereta api bandara mencapai 4,5 juta pada paruh pertama 2024, naik 68,21% secara tahunan. Hanya terdapat 3 kota yang memiliki layanan kereta api bandara, yakni Jakarta, Yogyakarta, dan Medan.
Baca Juga: Kereta Cepat Whoosh Telah Mengangkut Sekitar 200 Ribu Penumpang Mancanegara
