Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di level 6.223,38 menutup perdagangan Selasa (18/3/2025). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG jatuh 3,84% atau turun 248,55 poin dan parkir di posisi saat ini.
Pada perdagangan ini, IHSG dibuka pada level 6.458,66 dan sempat menyentuh level tertingginya di 6.465,22. Menurut RTI Business, sebanyak 118 saham tercatat meningkat, 554 saham turun, dan 139 saham stagnan. Sedangkan, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp10.615 triliun.
Namun, di sesi pertama, IHSG sempat anjlok 395,87 poin atau 6,12% ke level terendah, yaitu 6.076,08. Keadaan ini membuat BEI memberhentikan perdagangan sementara (trading halt) pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) dan dibuka kembali 30 menit kemudian.
Seluruh indeks sektoral kompak melemah bersama kejatuhan IHSG. Sektor teknologi yang paling jatuh sebesar -9,77%, diikuti barang baku (-5,99%), energi (-3,43%), serta properti & real estat (-3,33%).
Trading halt bisa terjadi ketika IHSG turun lebih dari 5%, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.
Setelah perdagangan kembali dibuka, nyatanya IHSG sempat melemah hingga 7% sebelum akhirnya rebound kembali ke level 6.100.
Data akhir mencatat sejumlah emiten menjadi pemberat indeks (laggard), beberapa di antaranya merupakan saham big cap seperti TPIA (-18.42%), BREN (-11,79%), BBRI (-3.92%), BBCA (-3.49%), AMMN (-6.69%), dan BMRI (-3.21%).
Analis menilai bahwa sejumlah sentimen menyertai jatuhnya IHSG. Salah satunya isu pengunduran diri dua menteri di Kabinet Merah Putih, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sebelum akhirnya disanggah.
“Status saat ini masih highly speculative, menimbang market sentiment yang tengah bergulir membuat market nervous, salah satunya rumor mundurnya dua menteri penting di dalam Kabinet Merah Putih," ujar Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata kepada Bisnis, dikutip Selasa (18/3/2025).
Liza menambahkan, adapun sentimen lainnya adalah terkait PHK massal mendekati hari raya Idulfitri yang tinggi, serta penetapan credit rating oleh Fitch, S&P, dan Moody's setelah downgrade Morgan Stanley serta Goldman Sachs.
Baca Juga: Top 10 Saham Indonesia dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar.