Badan Penanggulangan Bencana Aceh mencatat bahwa selama periode Januari hingga Maret 2024, terdapat 39 kejadian bencana yang mengakibatkan kerugian material mencapai Rp30 miliar. Data ini menunjukkan dampak signifikan dari berbagai bencana yang terjadi. Berbagai jenis bencana yang tercatat selama periode ini meliputi kebakaran pemukiman, angin puting beliung, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), banjir, serta longsor.
Terjadi 21 kasus kebakaran pemukiman, setara dengan 53,8% dari total kejadian bencana. Lebih lanjut, kebakaran paling banyak disebabkan oleh arus pendek listrik. Kejadian ini mengakibatkan kerugian mencapai Rp24,8 miliar, menghancurkan 85 unit rumah dan sebuah sarana ibadah.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh melaporkan bahwa angka kebakaran lahan dan hutan (karhutla) telah mencapai 3,09 ribu hektare dari Januari hingga 26 Juli 2024.
“Kenaikan ini disebabkan oleh cuaca yang lebih kering, sehingga area yang terbakar lebih luas,” kata Kepala DLHK Aceh, Muhammad Daud, di Banda Aceh, mengutip ANTARA.
Selain kebakaran, bencana banjir dan tanah longsor juga menjadi perhatian serius. Proporsi masing-masing bencana tersebut mencapai 17,9% dan 2,6%.
Menurut keterangan dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh Teuku Nara, bencana banjir dan tanah longsor disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, yang menyebabkan sungai meluap.
“Menindaklanjuti kejadian tersebut, BPBA telah melakukan koordinasi dengan Kepala Pelaksana BPBD terdampak banjir sekaligus meninjau langsung lokasi kejadian banjir antara lain di Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Gayo Lues,” jelas Nara. Langkah tersebut menunjukkan komitmen BPBA dalam menangani bencana dan meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Baca Juga: Provinsi dengan Luas Kebakaran Hutan dan Lahan Terbesar 2024